Social Icons

Pages

Wednesday, November 14, 2012

Teka-teki harta karun Nazi di danau Toplitz

Di wilayah Austria yang terpencil, ada sebuah danau yang bernama Toplitz. Namun bukan keindahannya yang membuat danau ini menjadi terkenal, melainkan adanya rumor bahwa harta karun rampasan Nazi masih tersimpan di dasarnya.


Selama menulis mengenai misteri dunia, beberapa kali saya menerima permintaan untuk menulis mengenai misteri harta karun. Sepertinya misteri mengenai harta karun yang tersembunyi telah menarik perhatian sebagian manusia selama berabad-abad. Entahkah itu harta karun bajak laut atau harta karun sisa-sisa peradaban kuno. Kali ini saya memutuskan untuk menulis sedikit mengenainya, dan saya akan memulainya dari harta karun yang disebut Guinness Book World of Record sebagai harta yang berasal dari perampasan terbesar di dunia. Yang saya maksud adalah harta karun Nazi.

Kisahnya dimulai pada suatu pagi di tahun 1945 di wilayah pegunungan Alpen yang terpencil. Saat itu Ida Weisenbacher mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Perempuan Austria berumur 21 tahun itu segera membuka pintu dan menjumpai seorang petugas Nazi sedang berdiri di depan rumahnya.

"Siapkan kereta kudamu," Kata petugas itu. "Kami membutuhkanmu."

Ida segera menyiapkan kereta kudanya dan membawanya ke samping kendaraan militer yang dibawa petugas tersebut. Lalu petugas lain yang telah menunggu di mobil segera mengeluarkan kotak-kotak besar dan memuatnya ke dalam kereta kuda. Setiap kotak itu memiliki tanda berupa kata dan angka yang sama sekali tidak memberikan petunjuk mengenai isinya. Ketika kereta kuda itu sudah diisi penuh, petugas itu memberitahukan Ida untuk berangkat menuju danau Toplitz.

Saat itu barulah Ida mengerti mengapa petugas Nazi itu meminta bantuannya. Jalan menuju danau Toplitz sangat berliku dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan-kendaraan militer. Hanya kereta kuda yang bisa melaluinya.

Sesampai di danau, para petugas segera mengeluarkan seluruh kotak misterius tersebut dan membuangnya ke dalam danau. Ida melihat kotak itu satu persatu lenyap dari pandangannya. Hatinya diliputi oleh rasa ingin tahu yang besar mengenai isi kotak itu. Namun ia tidak berani menanyakannya ke petugas tersebut.

Setelah selesai membuang seluruh kotak yang dibawa, petugas nazi itu memerintahkan Ida untuk kembali dan memuat kotak-kotak lain yang belum terbawa. Total dibutuhkan tiga kali perjalanan bolak-balik sampai mereka membuang semua kotak yang dibawa.

Dan inilah awal mula rumor adanya harta karun di danau Toplitz.

Selama perang dunia II, pasukan Nazi Jerman berhasil menginvasi dan menguasai beberapa negara di Eropa. Ketika mereka berhasil menguasainya, mereka segera menjarah bank sentral negara yang bersangkutan dan mengambil cadangan emasnya untuk dibawa pulang ke Jerman.

Bukan itu saja, harta benda pribadi orang-orang Yahudi yang ditangkap dan dibuang ke kamp konsentrasi juga disita dan dilebur menjadi emas batangan yang dicetak dengan tanda bank sentral jerman, the Reichsbank. Kebanyakan dari harta rampasan ini kemudian digunakan untuk membayar biaya perang yang dilancarkan oleh Nazi. Luar biasanya, sebagian besar dari harta ini masih utuh di tangan Nazi ketika perang dunia II hampir berakhir.

Pada Februari 1945, presiden dari Reichsbank memerintahkan sebagian besar cadangan emas dipindahkan ke sebuah desa terpencil bernama Merkers yang letaknya 200 mil di selatan Berlin. Disana, emas-emas tersebut ditaruh di dalam sebuah gua bekas pertambangan Potasium. Gua tambang itu juga digunakan untuk menyimpan harta benda lain seperti benda seni yang dirampas dari negara jajahan Jerman saat itu.

Pada bulan April 1945, pasukan Amerika di bawah pimpinan Jenderal George Patton berhasil menaklukkan Merkers. Lalu seorang pekerja sipil berkewarganegaraan Perancis yang bekerja di tambang itu menceritakan kepada militer Amerika bahwa ada harta karun yang disembunyikan oleh nazi disana. Pasukan Amerika mulai memeriksa seluruh isi pertambangan dan menemukan 8.198 batang emas beserta sejumlah besar koin emas, perak batangan, dan uang kertas. Nilai total harta yang ditemukan saat itu adalah 520 juta dolar (dengan nilai dolar tahun 1945).


Selain menyimpan harta di pertambangan Merkers, pada tahun 1945, mengetahui pasukan sekutu hampir menguasai Berlin, pejabat nazi memutuskan untuk memindahkan harta Reichsbank yang tersisa ke Oberbayern di Bavaria Selatan. Paling tidak sembilan ton emas dikirim ke sana bersama dengan karung-karung berisi uang kertas dan koin. Konon menurut rumor, 730 batang emas diantaranya disembunyikan di dasar danau Walchansee.

Ketika pasukan sekutu mengalahkan nazi pada tahun 1945, mereka ternyata hanya berhasil menyita sebagian kecil harta karun nazi. Sisa harta rampasan lainnya, hilang entah kemana.

Hilangnya emas-emas ini disebut oleh Guinness Book of World Records sebagai rampasan terbesar di dunia.

Setelah nazi dikalahkan, dimulailah misi pencarian harta karun nazi oleh beberapa negara dan organisasi. Dan disinilah isu danau Toplitz mulai kembali muncul ke permukaan.

Danau Toplitz memiliki panjang sekitar 1 mil dengan kedalam sekitar 91 meter. Ia terletak di antara bebatuan granit yang terjal di Salzkammergut, Austria. Walaupun danau ini memiliki pemandangan yang indah, namun lokasinya yang sangat terpencil membuat danau ini jarang dikunjungi oleh orang. Dengan karakteristik seperti ini, kelihatannya danau ini memang tempat persembunyian yang ideal bagi harta karun.


Apakah kotak-kotak misterius yang dilihat Ida Weisenbacher berisi emas-emas yang hilang ? banyak orang berpikir begitu. Pada tahun 1959, sebuah majalah Jerman "Stern" mengirim penyelam untuk menyelidiki danau tersebut. Mereka memang menemukan sesuatu, namun bukan batangan emas, melainkan kotak berisi mata uang Pound Inggris palsu, beberapa dokumen penting dan surat-surat pernyataan.

Ternyata apa yang ditemukan oleh para penyelam itu adalah bagian dari operasi rahasia yang disebut operasi Bernhard yang datang dari Hitler sendiri.

Saat itu, para tawanan Yahudi di kamp konsentrasi diberi peralatan percetakan yang canggih untuk memalsukan mata uang musuh. Uang ini akan dipakai untuk membiayai perang dan memperlemah ekonomi negara musuh. Lewat operasi ini, diperkirakan sekitar 4,5 miliar pound berhasil dipalsukan. Operasi ini menjadi sedemikian sukses sehingga pada waktu itu bank sentral Inggris terpaksa menarik mata uangnya dari peredaran dan mendesain ulang uang kertasnya.

Apakah kotak-kotak yang ditemukan di dalam danau Toplitz adalah sisa-sisa operasi Bernhard ? Apakah ada harta lain yang tersembunyi disana ?

Pada tahun 1963, seorang penyelam Jerman mencoba peruntungannya di danau Toplitz. Namun sayang, dalam usahanya, ia tewas tenggelam.

Setelah peristiwa itu pemerintah Austria melarang penyelaman yang bertujuan untuk mencari harta karun di danau Toplitz. Tapi ternyata larangan ini memiliki maksud tersembunyi karena pemerintah Austria ternyata memutuskan untuk mencari harta karun tersebut.

Operasi pencarian yang dilakukan oleh Austria berhasil menemukan 18 Kotak yang ternyata juga berisi uang Pound palsu, namun kali ini mereka menemukan pelat logam yang dipakai sebagai master pencetakannya. Selain itu mereka juga menemukan sisa-sisa roket, proyektil dan beberapa senjata. Ini mungkin tidak terlalu mengherankan karena nazi pernah menggunakan danau itu sebagai tempat latihan militer selama perang.

Pada tahun 1983, prof Hans Fricke meminta ijin untuk melakukan penyelaman di danau Toplitz untuk meneliti kehidupan biota danau. Namun ia malah menemukan peti-peti berisi uang pound palsu dengan peralatan militer lainnya. Penemuan Prof Fricke menimbulkan spekulasi bahwa di danau tersebut masih tersimpan emas-emas batangan Nazi yang hilang.

Usaha pencarian yang lebih masiv dilakukan pada tahun 2000 ketika stasiun televisi CBS dari Amerika bersama World Jewish Congress mensponsori penjelajahan ke dasar danau Toplitz yang dijalankan oleh sebuah perusahaan bernama Oceaneering Technologies. Perusahaan itu menyelam ke dasar danau dengan menggunakan teknologi canggih berupa kapal selam yang dikendalikan dengan remote control. Namun usaha yang dilakukan dengan teknologi canggih ini hanya menemukan kembali peti-peti yang juga berisi uang pound palsu.

Walaupun sepertinya sudah tidak ada harta lagi di danau Toplitz, namun setiap kali ekspedisi dilakukan, sepertinya selalu ada peti yang ditemukan. Spekulasi mengenai adanya emas di Toplitz kembali diperkuat ketika pada tahun 2003, seorang penyelam yang melakukan penyelaman di danau Chiemsee di Bavaria menemukan sebuah teko yang terbuat dari emas. Teko emas ini memiliki lambang Celtic dengan figur indo Jerman di permukaannya dan diperkirakan bernilai sekitar 100.000 dolar. Spekulasi menyebutkan bahwa teko ini adalah bagian dari harta Nazi yang disembunyikan di dalam danau.

Memang tidak ada yang pernah tahu jumlah pasti harta yang hilang ini, namun seorang peneliti pernah memperkirakan nilainya sekitar 2,5 miliar USD. Jika kita rupiahkan, maka itu berarti hampir 25 trilyun rupiah. Sebuah jumlah yang luar biasa untuk harta karun yang hilang.

Jadi apakah masih ada emas yang tersimpan di dalam danau Toplitz ? mungkin tidak, tapi keingintahuan orang tidak akan pernah habis bukan ? itulah yang membuat misteri harta karun menjadi salah satu misteri yang paling menarik untuk diceritakan.

http://xfile-enigma.blogspot.com/

Misteri tengkorak-tengkorak aneh dari Peru

Ketika para arkeolog menemukan tengkorak-tengkorak aneh berbentuk memanjang di beberapa bagian dunia, segera muncul teori kalau tengkorak-tengkorak tersebut sebenarnya adalah milik para alien yang pada masa lampau mendatangi bumi. Benarkah begitu?


Saya sering mendapatkan pertanyaan mengenai tengkorak ini. Tetapi baru kali ini saya memutuskan untuk mempostingnya. Tengkorak ini telah banyak menimbulkan banyak kesalahpahaman karena bentuknya yang aneh dan tidak biasa. Namun, sebenarnya, ada penjelasan yang masuk akal mengenai keberadaannya.

Elongated Skull
Tengkorak-tengkorak misterius tersebut dinamakan elongated skull atau tengkorak memanjang yang mulai dikenal luas ketika Robert Connolly mempublikasikan foto-foto yang diambilnya dari seluruh dunia.

Kebanyakan tengkorak seperti ini ditemukan di Peru di antara tengkorak-tengkorak suku Inca lainnya. Karena itu, tengkorak memanjang ini juga dikenal dengan sebutan Peruvian Skull atau Inca Skull.

Tengkorak serupa kemudian juga ditemukan di banyak negara lain di dunia, mulai dari Jerman, Perancis, Mesir, Afrika dan yang terbaru adalah di Siberia. Menariknya, di Mesir kita bisa menemukan relief pada bangunan-bangunan mereka yang menunjukkan adanya tokoh-tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang seperti ini.

Salah satu contohnya adalah ratu Nefertiti yang termashyur. Lalu, konstruksi ulang yang dilakukan terhadap kepala raja Tutankhamon juga menemukan kalau raja ini memiliki bentuk kepala memanjang seperti Nefertiti.

Dari dulu, memang banyak yang percaya kalau bangsa Mesir telah membangun piramida dengan bantuan alien. Adanya relief ini semakin membuat banyak orang yang percaya kalau beberapa tokoh Mesir yang ternama adalah keturunan alien.
Relief yang menunjukkan ratu Nefertiti dengan topi besar

Raja Tutankhamon dengan kepala memanjang

Walaupun koleksi Peru adalah yang paling terkenal di dunia, namun tengkorak Peru yang diperkirakan berusia sekitar 1.000 tahun itu bukanlah tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.

Pada tahun 1982, para peneliti menemukan tengkorak yang diklaim sebagai milik manusia Neanderthal yang berasal dari tahun 45.000 SM di gua Shanidar di Irak. Ini membuat tengkorak gua Shanidar menjadi tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.

Karena karakteristiknya yang aneh, maka spekulasi pun berkembang mengenai asal-usulnya.

Lalu, benarkah tengkorak ini milik dari alien atau makhluk misterius lainnya?

Darimana asal Tengkorak ini?
Sebagian peneliti UFO percaya kalau tengkorak ini adalah milik alien atau manusia keturunan alien (alien hybrid). Tetapi, tentu saja teori ini tidak bisa dibuktikan karena argumen ini juga didasarkan pada teori lain (teori ancient astronout) yang juga belum terbukti.

Lalu, peneliti lain menyatakan kemungkinan kalau tengkorak itu adalah milik ras manusia tertentu yang memang memiliki karakteristik kepala seperti itu. Namun, masalahnya adalah tengkorak memanjang ternyata ditemukan tersebar luas di banyak tempat di dunia. Ini membuat teori ini menjadi semakin tidak mungkin karena penyebaran ras di masa lampau sangat terbatas. Lagipula, hingga hari ini, para peneliti belum bisa mengidentifikasi ras yang dimaksud.

Teori yang lain lagi menyatakan kalau tengkorak memanjang tersebut mungkin adalah hasil dari sebuah penyakit yang mengubah ukuran kepala. Ini cukup bisa diterima karena pada masa modern ini, penyakit seperti itu memang ada. Namanya Craniosynostosis.

Tulang tengkorak bayi tersusun atas beberapa lempeng tulang. Celah di antara lempeng ini disebut sutura. Pada bayi yang baru lahir, sutura ini masih lebar dan belum tertutup rapat.

Jika Sutura tersebut menutup secara prematur, otak bayi akan bertumbuh ke arah sutura yang masih terbuka. Dengan demikian, kepala anak akan mulai memanjang. Inilah yang disebut Craniosynostosis.

Namun teori ini juga dipersoalkan mengingat Craniosynostosis tidak bisa menghasilkan kepala dengan bentuk memanjang yang sempurna. Pada banyak tengkorak memanjang yang ditemukan, bentuknya cukup sempurna sehingga terlihat kalau kepala itu seperti dibentuk dengan sengaja.

Karena itu, sekarang kita akan melihat teori lainnya yang dianggap sebagai jawaban paling masuk akal mengenai asal-usul tengkorak ini.

Cranial Binding - Modifikasi bentuk kepala
Menurut teori ini, tengkorak memanjang tersebut dihasilkan dari modifikasi kepala yang memang sengaja dilakukan oleh suku-suku purba. Teknik modifikasi ini disebut Cranial Binding.

Praktek seperti ini cukup umum ditemukan di negara-negara Amerika Latin pada masa lampau. Namun mulai menghilang ketika para misionaris kristen masuk ke wilayah-wilayah itu.

Sebagai catatan, modifikasi tubuh bukanlah sesuatu yang aneh dalam tradisi suku-suku purba di seluruh dunia. Misalnya, kita mungkin mengetahui mengenai suku Karen di Burma yang menaruh banyak gelang besi di lehernya sehingga leher mereka menjadi lebih panjang. Lalu, praktek Foot Binding yang dilakukan pada perempuan Cina masa lampau yang membuat telapak kaki mereka menjadi lebih kecil dan lain-lain.

Mengenai Cranial Binding, kita bisa menemukan tradisi ini disinggung dalam banyak catatan-catatan kuno.

Cranial Binding di dalam sejarah

Hippocrates, pada tahun 400 SM, pernah menulis mengenai sebuah suku yang disebutnya suku Macrocepheles karena praktek mereka dalam memodifikasi bentuk kepala.

Lalu, Freidrich Ratzel dalam bukunya yang berjudul The History of Mankind yang terbit tahun 1896 juga melaporkan adanya tradisi modifikasi kepala di Tahiti, Samoa, Hawai dan New Hebrides.

Lalu, suku Huns di Jerman juga mempraktekkan tradisi ini yang kemudian juga diikuti oleh suku-suku lain yang ditaklukkannya. Praktek serupa juga dilakukan oleh suku Aborigin di Australia dan beberapa suku Indian Amerika seperti Chinookan dan Choctaw.
Princess of the House of Este - Bangsawan Italia abad ke-15

Jika kita tidak memasukkan tengkorak memanjang yang diklaim sebagai kepunyaan manusia Neanderthal, maka mungkin bangsa Mesir adalah bangsa yang paling awal melakukan modifikasi kepala, yaitu sejak tahun 3.000 SM. Ini menjelaskan adanya relief yang menunjukkan beberapa tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang.

Jadi, budaya ini cukup mendunia.

Proses Cranial Binding
Proses Cranial Binding dilakukan sejak seorang bayi baru lahir ke dunia. Umumnya, mereka akan menggunakan kulit, tali atau kain untuk mengikat kepala bayinya hingga beberapa tahun ke depan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.

Cranial Binding

Modifikasi kepala yang dilakukan oleh suku-suku purba juga tidak hanya untuk menghasilkan bentuk kepala yang memanjang. Kadang, ada suku yang justru menginginkan bentuk kepala yang datar. Ini disebut Flattening Skull atau meratakan tengkorak kepala.

Flattening Skull

Mengapa Cranial Binding dilakukan?
Umumnya, modifikasi ini dilakukan sebagai tanda kecantikan dan penanda status. Di banyak suku, kepala yang memanjang mengindikasikan kalau ia adalah keturunan ningrat.

Selain itu, ada suku lain yang percaya kalau memanjangkan bentuk kepala dapat meningkatkan kecerdasan seseorang dan membuatnya lebih dekat kepada dunia roh. Kepercayaan ini salah satunya bisa ditemukan di suku di pulau Tomman, Vanuatu.

Lalu, apakah tradisi ini masih bisa ditemukan pada masa kini?

Jawabannya adalah: Tentu saja!

Walaupun Cranial Binding dengan teknik yang ekstrim telah lenyap sekitar 100 tahun yang lalu, namun praktek yang lebih moderat masih bisa ditemukan pada masa modern ini.

Cranial Binding di Masa Modern

Karena itu saya mengatakan kalau penjelasan ini lebih masuk akal karena kita masih bisa menemukan contoh-contohnya di masa modern ini.

Misalnya adalah suku Mangbetu di Kongo Utara dan suku Zande di Afrika Tengah. Dalam kasus suku Mangbetu, Modifikasi kepala dilakukan sebagai ekspresi kecantikan dan tanda kepintaran. Mereka melakukannya dengan mengikat kepala bayi mereka dengan tali. Lalu, ikatan itu akan dikencangkan setiap beberapa bulan sehingga menghasilkan bentuk kepala yang diinginkan.


Walaupun banyak contoh yang bisa kita lihat, sebagian peneliti masih ragu dengan teori modifikasi kepala. Menurut mereka modifikasi yang dilakukan tidak bisa menyamai besarnya tengkorak-tengkorak Peru yang ditemukan.

Namun, Beatrice Blackwood dan PM Danby yang sejak lama menyelidiki modifikasi kepala percaya kalau ukuran kepala yang dihasilkan bisa berbeda tergantung dengan metode yang digunakan. Ini bisa ditemukan pada praktek salah satu suku di Papua Nugini yang ternyata menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk membentuk kepala.

Metode tertentu mungkin bisa menghasilkan ukuran kepala yang super ekstrem seperti pada tengkorak-tengkorak Peru.

Lalu, bukti lain yang menguatkan teori ini adalah fakta kalau tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan di wilayah yang suku-sukunya diketahui memang mempraktekkan Cranial Binding, seperti Peru, Mesir dan Eropa.

Jadi, saya rasa penjelasan ini lebih masuk akal dibanding teori lainnya yang tidak didukung oleh bukti yang kuat.

Satu-satunya pertanyaan yang mungkin masih belum terjawab oleh para peneliti adalah mengapa praktek ini bisa dilakukan di banyak wilayah di dunia oleh suku-suku yang berbeda yang terpisah oleh wilayah Geografis yang cukup jauh?

Siapakah yang mengajarkan mereka untuk melakukannya?

Apakah mereka belajar dari orang yang sama?

http://xfile-enigma.blogspot.com/

Tengkorak misterius ditemukan oleh tukang ledeng di Dallas

Mei 2009, Seorang tukang ledeng yang sedang bekerja di sebuah proyek diluar sekolah Dallas Utara tanpa sengaja menemukan sebuah tengkorak misterius. "Kita semua tahu kalau itu adalah tengkorak primata," Kata David Evans, 25 tahun, sang penemu dari Alvarado. "Hanya kami tidak tahu dari jenis apa."
Tengkorak itu terkubur sekitar 5 kaki di dalam tanah, katanya. Panjang tengkorak itu sekitar 15 cm dari bagian depan hingga bagian belakang dan lebarnya sekitar 6 cm. Sebagian besar giginya masih lengkap, termasuk gigi taring sepanjang 3 cm.

Evans mengatakan bahwa tengkorak itu ditemukan minggu lalu di sekolah St. Alcuin Montessori antara jalan Churchill dan jalan Preston. Seorang antropologis dari kantor Tarrant County Medical Examiner, Dr Dana Austin yang mengobservasi foto-foto tengkorak tersebut mengatakan bahwa tengkorak itu berasal dari seekor "primata kuno", kemungkinan seekor monyet atau simpanse.

Evans yang berbicara dengan para ahli lainnya percaya bahwa kemungkinan itu adalah tengkorak seekor babon. "Dari semua orang yang saya mintai pendapat, semua mengatakan bahwa tengkorak itu kemungkinan besar adalah tengkorak seekor babon." Katanya. "Namun bagaimana tengkorak itu bisa sampai ke Jalan Churchill Preston, saya tidak tahu."

Evans dan pekerja lainnya juga menemukan serpihan-serpihan tulang kecil di dekat situ. kemungkinan berasal dari makhluk yang sama. Evans berencana untuk menjual tengkorak itu jika ada yang menawar dengan harga bagus.


http://xfile-enigma.blogspot.com/

Misteri Tengkorak bertanduk dari Sayre

Ketika diadakan penggalian arkeologi di Sayre, Bradford County, Pennsylvania pada tahun 1885, beberapa tengkorak manusia berhasil didapatkan. Semua tengkorak tersebut memiliki karakter anatomi yang normal, kecuali satu. Tengkorak itu memiliki sepasang tanduk sekitar dua inci diatas alis mata.


Apabila dilihat dari ukuran tengkorak tersebut, maka diperkirakan tinggi badan yang empunya tengkorak adalah sekitar 2,1 meter, lebih tinggi dibanding rata-rata tinggi badan manusia.


Tengkorak ini konon katanya ditemukan oleh beberapa tokoh penting seperti sejarawan Pennsylvania bernama GP Donehoo dan Prof. AB Skinner. Tengkorak ini lalu dikirim ke American Investigating Museum tempat Dr Skinner bermarkas. Dari situ, tengkorak ini kemudian dicuri dan hingga sekarang tidak pernah terlihat lagi.


Walaupun kontroversi menyertai kisah ini dan adanya dugaan kebohongan dalam kisah penemuannya, namun hingga saat ini tidak ada bukti kuat bahwa artefak ini adalah sebuah hoax. Tentu saja, mengingat artefak ini telah hilang entah kemana. Namun, apabila melihat fotonya, maka kalaupun sebuah rekayasa, maka ini adalah sebuah rekayasa yang rapi.


Tapi apabila tengkorak ini memang ada dan bukan rekayasa, maka tengkorak apakah ini ?

http://xfile-enigma.blogspot.com/

Kisah Zana - Bigfoot Rusia yang melahirkan anak-anak dari manusia

Pada tahun 1880an, di Rusia, satu makhluk perempuan serupa Bigfoot pernah ditangkap hidup-hidup. Ia kemudian hidup di tengah-tengah masyarakat dan melahirkan anak-anak dari manusia. Makhluk ini bernama Zana dan masih menjadi salah satu teka-teki cryptozoology yang membingungkan.


Kisah ini berasal dari wilayah Abkhazia di Georgia, Rusia, dan diceritakan oleh Dmitri Bayanov, seorang hominolog, dalam bukunya yang berjudul "In the Footsteps of the Russian Snowman".

Di wilayah itu, makhluk seperti Zana disebut dengan nama Abnuaaya. Tidak jelas bagaimana Zana bisa ditangkap pada awalnya. Beberapa laporan menyebutkan para pemburu tanpa sengaja bertemu dengannya dan segera menangkapnya. Laporan lain menyebutkan bahwa para penduduk lokal yang memang mengetahui adanya makhluk seperti Zana telah mengirim para pemburu untuk menangkapnya.

Tapi, paling tidak kita mengetahui bahwa Zana benar-benar tertangkap dan akhirnya menjadi milik seorang bangsawan bernama Edgi Genaba.

Bentuk tubuh Zana tidak seperti manusia biasa. Ia memiliki badan yang lebih tinggi dan dipenuhi dengan rambut-rambut berwarna hitam kemerahan yang memenuhi kepala hingga kaki. Ia juga memiliki bahu lebar dan otot yang kekar. Kulitnya berwarna gelap, jari-jari kaki dan tangannya lebih panjang dan besar dibanding manusia pada umumnya.

Zana tidak dapat berbicara. Selama puluhan tahun hidup di tengah manusia, Zana tidak pernah bisa belajar bahasa Abhkaz. Ia hanya mengeluarkan suara-suara keluhan dan menangis ketika sedih atau marah.

Ketika pertama kali ditangkap, para pemburu memberikannya kepada kepala wilayah Zaadan bernama DM Achba. Lalu Achba memberikannya kepada salah seorang pegawainya yang bernama Chelokua. Chelokua kemudian memberikannya kepada Edgi Genaba yang berkunjung ke wilayah itu. Genaba merantai Zana dan membawanya ke desa Tkhina di dekat sungai Mokva, 78 kilometer dari Sukhumi.

Pada mulanya, Genaba menolak memberikannya makan dan hanya mengurung Zana di dalam kerangkeng karena sikapnya yang seperti hewan buas. Namun setelah Zana menunjukkan sikap yang baik, Genaba mulai memberikannya makan. Setelah tiga tahun, Zana menunjukkan sikap yang semakin jinak sehingga Genaba memindahkannya ke tempat yang lebih besar dengan pagar. Setelah beberapa lama, Zana dibiarkan bebas tanpa dikurung.

Setelah dilepas, Zana tidak pernah berusaha melarikan diri.

Bertahun-tahun Zana tinggal di desa itu, ia tidak menunjukkan adanya perubahan berarti pada wajahnya. Giginya masih lengkap dan kekuatannya tidak berkurang. Ia bisa berenang menyeberangi sungai Mokva dengan mudah, bahkan ketika air naik dan arusnya deras.

Penduduk desa juga melaporkan bahwa Zana dengan mudah dapat mengangkat sebuah karung berisi 80 kg tepung dengan mudah. Karena itu, Zana akhirnya dilatih untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia seperti menggiling tepung dan mencari kayu bakar.

Lalu, suatu hari, peristiwa yang tidak disangka terjadi. Zana hamil. Tidak ada satupun pria yang mengakui sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Konon, Zana melahirkan anak-anak dari beberapa pria yang berbeda. Ia melahirkan anak-anaknya tanpa bantuan siapapun dan selalu membersihkan bayinya yang baru lahir di sebuah mata air. Akibatnya, semua bayinya tersebut tidak dapat bertahan hidup dan mati karena terkena air dingin.

Jadi, ketika Zana kembali melahirkan, para penduduk desa yang peduli membawa bayinya pergi dan membesarkannya. Empat bayi dibawa pergi oleh penduduk, dua laki-laki dan dua perempuan. Keempat anak ini berhasil hidup dan bertumbuh seperti manusia pada umumnya.

Memang, keempat anak ini disebut memiliki fisik yang sedikit berbeda dengan manusia pada umumnya, namun mereka tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan penduduk lainnya.

Putra tertuanya bernama Dzhanda dan putra keduanya bernama Khwit. Putri tertuanya bernama Kodzhanar dan putri keduanya bernama Gamasa. Khwit meninggal pada tahun 1954. Sedangkan keturunan-keturunan mereka masih hidup dan tersebar di seluruh wilayah Abkhazia hingga sekarang.

Gamasa dan Khwit memiliki fisik yang kuat. namun penampilan mereka sudah jauh berbeda dari Zana. Sepertinya penampilan fisik dari ayahnya lebih dominan pada mereka berdua. Khwit meninggal pada usia sekitar 65-70 tahun. Ia disebut sebagai seorang yang gampang marah dan sering mengajak berkelahi para penduduk lain. Bahkan tangan kanannya menjadi cacat akibat salah satu perkelahian itu.

Khwit

Ada rumor yang beredar bahwa ayah Khwit dan Gamasa sebenarnya adalah Edgi Genaba sendiri, namun pada catatan sensus, kedua anak itu diberi nama keluarga Sabekia. Rumor ini mungkin berkembang karena Zana dikuburkan di pekuburan keluarga Genaba dan kedua anak Zana turut dibesarkan oleh istri Genaba.

Pada September 1964, arkeolog VS Orelkin dan Dmitri Bayanov yang tertarik dengan misteri ini berusaha menemukan kembali kuburan Zana. Namun karena semua keturunan klan Genaba telah meninggal, tidak ada yang dapat menunjukkan secara pasti letak kuburan Zana. Para arkeolog tersebut hanya dapat menemukan kuburan Khwit. Tengkorak Khwit lalu dibawa ke Moskow untuk diteliti lebih lanjut.


Antropolog MA Kolodieva membandingkan antara tengkorak Khwit dengan tengkorak pria lainnya yang juga berasal dari Abkhazia dan menemukan perbedaan yang sangat signifikan dalam ukurannya. Lihat foto perbandingan di bawah ini.


Walaupun kisah ini terdokumentasi dengan baik, namun banyak pertanyaan yang masih belum bisa terjawab dengan sempurna.

Apakah Zana berasal dari Species yang sama dengan manusia ?

Jika ya, mengapa ia bisa memiliki fisik yang berbeda ?

Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadikan Zana sebagai salah satu teka-teki paling membingungkan dalam dunia Cryptozoology.

http://xfile-enigma.blogspot.com/

Peneliti Kanada mengklaim berhasil mendapatkan foto wajah Sasquatch

Seorang peneliti Kanada mengaku berhasil telah berhasil mendapatkan foto wajah Sasquatch, makhluk legendaris besar dan berbulu yang juga maskot olimpiade musim dingin 2010.


25 Februari 2010, Randy Brisson, seorang Cryptozolog terkenal dari Kanada membagi informasi ini dengan rekannya dari Rusia. Peneliti ini mengirimkan sebuah foto Sasquatch kepada Igor Burtsev dan Dmitri Bayanov, direktur International Center for Hominology. Brisson mendapatkan foto makhluk itu di Vancouver, kota tempat olimpiade musim dingin 2010 diselenggarakan.


Randy meyakinkan rekan Rusianya bahwa foto itu adalah foto makhluk legendaris Bigfoot, atau kadang disebut juga Sasquatch. Popularitas makhluk legenda ini telah membuat ia diterima sebagai maskot olimpiade musim dingin di Vancouver. Foto yang didapat Randy mengindikasikan bahwa makhluk ini mungkin berkeliaran di hutan di sekitar Vancouver.

Cryptozolog Kanada itu mengatakan bahwa ia melihat Sasquatch itu sedang mengintip dari balik batang kayu besar di dekat danau Pitt. Lokasi itu cukup jauh dari lokasi pertandingan Olimpiade.

Tahun lalu, Randy dan putranya Ray menjadi termashyur karena menemukan jejak-jejak besar di atas salju di sekitar jalan setapak di hutan yang sama. Di sekitar jejak itu, juga ditemukan jejak-jejak kaki yang lebih kecil. Jika melihat dari dua jenis jejak itu, Randy percaya bahwa makhluk itu mungkin sedang membawa anaknya.

Randy mengatakan kepada rekannya, peneliti Rusia, bahwa ia dan anaknya memutuskan untuk tidak mengejar makhluk itu karena makhluk itu telah melempar batu kepada mereka dalam usahanya untuk melarikan diri.

Jejak Sasquatch dewas yang ditemukan Randy tahun 2009

Ray sedang menunjuk lokasi penemuan jejak (2009)


Jejak Sasquatch kecil dibandingkan dengan kaki Randy (2009)

Kisah ini mungkin terdengar aneh atau seperti sebuah rekayasa, namun Burtsev dan Bayanov mengatakan bahwa mereka tidak pernah menemukan kekeliruan atau pemalsuan dalam penelitian Randy Brisson.

Jadi, sepertinya kalian harus memutuskan sendiri, apa yang ingin kalian percayai.

(english.pravda.ru)


Komentar Pilihan


Chris said...

Hmm..bigfoot,

Saya salut pada brother Inoshi yang sudah berhasil mengumpulkan argumen dan bukti2 yg menguatkan bahwa foto ini adalah hoax.


Saya pribadi berpendapat bahwa foto itu adalah hoax. Saya menilai foto itu tidak alami, kepala bigfoot yg tdk spt kebanyakan diketahui, posisi kepala terhadap tubuh yg saya rasa tidak matching/proporsional dgn semak2 yg menyelubunginya. Dari segi warna dan pencahayaan antara kepala bigfoot dgn semak2 juga kurang matching, saya rasa terlalu kontras, bla..bla.. (Cukup sampai dsana sj, krn ini hanya kesan yg saya rasakan thd foto itu, dan krn saya juga bukan ahli d bidang seperti itu).


Tapi apapun pendapat pribadi saya, tdk akan bisa menjadikannya hoax kalau tidak didukung bukti2.


Brother Inoshi sudah menjelaskan beberapa point yg menguatkan bahwa itu adalah hoax.


Tapi, semua argumen brillian itu akan tersandung oleh pernyataan media menyebutkan 2 peneliti Rusia di International Center of Hominology mengatakan bahwa Randy Brisson adalah seorang cryptozoologist yang bereputasi baik: '' The story may sound very strange, but Burtsev and Bayanov said that they had never exposed the Canadian of any falsifications in their studies of the unknown.''

(Sumber: english.pravda.ru/science/mysteries/25-02-2010/112381-sasquatch-0)

Wah, penilaian kita bisa jadi subjektif kalau hanya percaya dgn pernyataan media saja.


Tapi sebelum melompat pd point yg ingin saya sampaikan, saya setuju dgn seorang komentator yg mengatakan: tolong garisbawahi kata MEYAKINKAN. Dalam artikel aslinya juga dinyatakan hal yg sama:

''Brisson ASSURED his Russian colleagues that it was a photo of the legendary Bigfoot, or Sasquatch.''
(Sumber: english.pravda.ru/science/mysteries/25-02-2010/112381-sasquatch-0)

Walaupun mgkn agak remeh, tp sepertinya pertanyaan harus diajukan: ''Apakah Randy Bryson merasa koleganya itu TIDAK CUKUP YAKIN pada saat melihat foto kepala bigfootnya?" Kalau ya kenapa? Apa memang karena foto itu terlalu tidak meyakinkan? Memang kenyataannya seperti itulah foto itu. Jika ini benar hoax, maka sepertinya Brisson perlu bersusah payah meyakinkan kedua kolega Rusia-nya itu.


Mari kita tinggalkan pertanyaan itu. Ini point yg ingin saya tambahkan. Ingat, batu sandungan terhadap argumen2 teman2 semuanya diatas adalah klaim media bahwa Brisson memiliki reputasi yang baik

Jika ingin memuluskan bukti bahwa foto itu HOAX, maka kita perlu mencari bukti yg mengkonfrontir pernyataan media (pravda.ru).

Saya menemukannya.


Seorang yang bernick 'amcgrr' berkomentar di Cryptomundo.com tentang foto itu, saya kutipkan:


" amcgirr responds:

February 26th, 2010 at 12:57 pm

Hey all,

Just wanted to mention that the BCSCC has had dealings with Randy Brisson in the past and found him to be DUBIOUS and UNTRUSTWORTHY. He led some of our researchers on a wild goose chase back in the summer at Golden Ears national park after claiming he experienced rock-throwing incidents that he thought were definite sasquatch activity. He would fall back behind the group, throw some rocks and then catch up and say something like “Wow did you guys see that?!” The photo itself is quite old, I recall discussing it back in August 2009 and we all agreed it was a crude photoshop job at best."
Perhatikan kata yg saya tulis dgn huruf besar. Anda bisa temukan komentarnya pada komentar #1 disini:
www.cryptomundo.com/cryptozoo-news/brisson-bf2010/

Siapa 'amcgirr' ini? Ternyata dia adalah webmaster situs BCSCC (British Columbia Scientific Cryptozoologist Club), sebuah situs perkumpulah cryptozoologist Kanada. Silakan anda klik pada nick 'amcgirr' maka anda akan dibawa ke website BCSCC, www.bcscc.ca


Anda akan mendapati bahwa 'amcgirr' merujuk pada nama Adam McGirr, sebagai webmaster BCSCC dan satu FAKTA TERANG bahwa Randy Brisson TIDAK DIAKUI sbg cryptozoologist yg mempunyai REPUTASI baik. Lihat bagian 'Accredited Club Field Investigators' anda TIDAK AKAN MENEMUKAN nama Randy Brisson.
Semuanya bisa anda cek disini: www.bcscc.ca/committee.htm

Bagaimana menurut anda, apakah kisah ini sudah pantas disebut HOAX?
 
http://xfile-enigma.blogspot.com/

Misteri Anak-anak hijau dari Woolpit

Inggris memiliki banyak kisah dan legenda. Kadang susah diterima oleh akal sehat. Misalnya yang satu ini. Kebenarannya diragukan sebagian orang. Tapi sebagian lain mempercayainya sebagai sebuah kesaksian sejarah. Walaupun cerita ini lebih mirip kisah dalam salah satu karya HC Andersen atau JRR Tolkien, namun hingga kini, kisah ini masih banyak dipelajari oleh berbagai kalangan, baik sejarawan, ahli kisah rakyat hingga Cryptozoologyst. Ini adalah legenda mengenai The Green Children of Woolpit atau anak-anak hijau dari Woolpit.


Legenda ini terjadi di abad ke-12, saat masa pemerintahan raja Stephen (1135 - 1154 Masehi) dan terjadi di sebuah desa kecil di Suffolk yang bernama Woolpit. Nama "Woolpit" mungkin berasal dari Wolfpitt yang berarti lubang/parit besar yang digunakan untuk menjebak serigala yang ada di desa itu.


Suatu hari, para penduduk desa menyaksikan dengan takjub ketika dua orang anak kecil merangkak keluar dari parit itu. Seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang lebih muda. Mereka berdua menggunakan pakaian yang aneh dan berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh penduduk desa. Namun, yang membuat para penduduk desa keheranan adalah kulit mereka - seluruhnya berwarna hijau!

Karena tidak bisa berkomunikasi dengan mereka, para penduduk kemudian membawa kedua anak yang terlihat sedih dan menangis itu ke rumah Sir Richard de Calne, seorang tuan tanah lokal. Di rumah itu, mereka tinggal dan diperlakukan dengan baik oleh Sir Richard dan para pelayannya.

Namun, tidak berapa lama kemudian, anak laki-laki itu jatuh sakit dan kurang dari setahun, ia meninggal. Untungnya, anak yang perempuan berhasil bertahan hidup. Sejalan dengan perkembangan usianya yang semakin dewasa, warna hijau pada tubuhnya perlahan menghilang dan berubah menjadi normal. Ia diberi nama Agnes. Kemudian, Agnes menikah dengan seorang bangsawan dari Norfolk dan menggunakan nama Agnes Barre.

Karena nama ini pula, banyak yang percaya bahwa pemegang gelar Earl Ferrers (gelar bangsawan Inggris) yang sekarang adalah keturunan langsung dari Agnes (Salah satu leluhur dari Earl Ferrers bernama Sir John Barre).

Selama di rumah Sir Richard, Agnes belajar bahasa Inggris. Ketika ia sudah lancar berkomunikasi, ia mulai menceritakan bagaimana ia dan adik laki-lakinya bisa sampai ke Woolpit. Ia mengatakan bahwa mereka berasal dari sebuah tempat yang bernama St.Martin yang hanya memiliki sedikit cahaya matahari dan para penduduknya semua berkulit hijau. Sebuah sungai besar memisahkan desa mereka dengan desa lain yang selalu terang benderang.

Suatu hari, ketika mereka berdua sedang membantu ayah mereka menjaga ternak, Agnes dan adiknya mendengar suara lonceng di dalam gua, mereka mengikutinya menuju ke dalam gua sampai menemukan lubang di permukaan tanah (parit) yang sampai ke Woolpit. Saat itulah kedua anak itu terlihat oleh para penduduk desa yang ada di ladang.

Kisah anak-anak hijau ini pertama kali diceritakan oleh penulis abad ke-13 bernama William of Newbridge dan Ralph of Cogestal. William (1136-1198), seorang sejarawan Inggris, menceritakan kisah ini dalam karyanya berjudul "Historia rerum Anglicarum" atau "History of English Affairs" yang menceritakan sejarah Inggris dari tahun 1066 hingga tahun 1198.

Sedangkan Ralph (meninggal tahun 1228) menceritakan kisah ini dalam karyanya "Chronicon Anglicanum" atau "English Chronicle" yang menceritakan sejarah Inggris antara tahun 1187 hingga 1224. Ralph juga mengaku bahwa ia sering mendengar mengenai anak-anak hijau ini dari Sir Richard de Calne sendiri.

Selain kedua sumber utama di atas, kisah misterius ini juga bisa ditemukan sebagai referensi dalam buku-buku abad pertengahan lainnya seperti "The anatomy of Melancholy" yang ditulis oleh Robert Burton pada tahun 1621 dan "The Fairy Mythology" yang ditulis oleh Thomas Keightley pada tahun 1828.

Kisah ini juga beredar dengan beberapa versi yang sedikit berbeda. Ada yang mengatakan kalau sesungguhnya anak-anak hijau ditemukan pada masa pemerintahan raja Henry II, bukan Raja Stephen.

Bagi sebagian orang, kisah ini hanyalah sebuah mitos. Seorang ahli cerita rakyat Inggris bernama Dr.Katharine Briggs menulis dalam "A Dictionary of Fairies" yang terbit tahun 1976 bahwa kisah ini mengandung banyak unsur legenda dan mitos, seperti warna hijau, tanah yang selalu gelap dan dunia bawah tanah. Ia menganggap cerita ini penuh dengan aspek mitologi dan dongeng.

Namun bagi yang lain, kisah ini mungkin benar-benar terjadi. Karena itu beberapa penjelasan berusaha diberikan.

Teori yang paling ekstrem mengatakan kalau kedua anak ini datang dari dunia lain di dalam bumi yang dengan suatu cara menemukan pintu dimensi lain yang telah membawa mereka ke Woolpit.

Teori lain mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak alien yang secara tidak sengaja mendarat di bumi. Salah satu pendukung teori alien ini adalah astronom Skotlandia bernama Duncan Lunan. Pada konferensi yang diselenggarakan oleh majalah Fortean Times, ia mengatakan bahwa kedua anak itu adalah alien yang dikirim ke bumi dari planet lain. Teori ini terdengar seperti kisah Clark Kent.

Namun, para penduduk Lokal Suffolk punya teori sendiri. Mereka percaya bahwa legenda ini berasal dari kisah nyata yang terjadi di Waylan Wood.

Menurut legenda, ada seorang pria yang menjadi wali dua anak kecil, seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki.


Pria ini adalah paman kedua anak itu. Untuk menguasai harta warisan kedua anak itu, sang paman meracuni kedua anak ini dengan arsenik dan membuangnya ke hutan. Kedua anak ini tidak mati, namun karena efek arsenik, kulit mereka berubah menjadi hijau hingga mereka berhasil sampai ke Woolpit. Teori ini cukup rasional, walaupun tidak diketahui apakah arsenik bisa mengubah warna kulit menjadi hijau.

Teori terbaru mengenai anak-anak hijau ini diajukan tahun 1998 oleh Paul Harris.

Menurutnya, sebelum masa pemerintahan Henry II, Inggris timur banyak dimasuki oleh para pedagang Flemish (Belgia - Belanda). Ketika Henry II menjadi raja, para pedagang ini mengalami banyak penganiayaan dan pada perang St.Edmund tahun 1173, banyak diantara mereka yang dibantai.

Harris mengatakan bahwa kedua anak itu kemungkinan adalah keturunan para pedagang yang berasal dari desa dekat Fornham St.Martin yang berada hanya beberapa mil dari Woolpit dan dipisahkan oleh sungai Lark.

Kedua anak tersebut mungkin berhasil melarikan diri dari pembantaian menuju hutan Thetford. Hutan itu hanya sedikit menerima cahaya matahari sehingga membuat mereka mengira bahwa mereka berada di daratan yang gelap. Jika kedua anak itu melarikan diri dalam waktu yang cukup lama, mereka akan mengalami penyakit kekurangan gizi yang disebut Chlorosis (Green Sickness) yang membuat kulit menjadi hijau.

Harris juga percaya kalau suara lonceng yang mereka dengar adalah suara lonceng gereja di dekat St.Edmund yang kemudian menyebabkan mereka sampai ke Woolpit. Ketika mereka sampai ke Woolpit, mereka menjadi disorientasi karena lama tidak melihat cahaya. Pakaian mereka yang berasal dari pedagang Flemish dan bahasa yang berdialek Flemish tentu saja akan membuat penduduk desa keheranan.

Teori Harris sepertinya cukup masuk akal dan bisa menjelaskan banyak teka-teki yang meliputi kisah ini. Karena itu teori ini dianggap sebagai teori terbaik mengenai anak-anak hijau dari Woolpit. Namun, soal benar tidaknya teori ini, tentu saja tidak ada yang bisa memastikan.

Apakah anak-anak hijau tersebut benar-benar ada ?

Mungkin kita tidak akan pernah tahu. Bisa saja, legenda ini hanya sebuah imajinasi dari penulis abad pertengahan yang ditulis dengan gaya alegori.

Atau, mungkinkah kisah ini benar-benar terjadi, namun diceritakan dengan dramatisasi ?
Jika teori Harris memang benar, agak mengherankan memang. Mengapa kedua anak itu tidak berkata saja : 'Orang tua kami dibantai, kami melarikan diri dan tersesat di hutan'. Mengapa harus ada cerita mengenai daratan gelap, Penduduk St.Martin yang semuanya berkulit hijau, masuk ke gua misterius dan sampai ke Woolpit ?

Menurut saya, kisah ini akan tetap menjadi salah satu dari sekian banyak kisah yang tidak terpecahkan.

Catatan Tambahan :
Green sickness adalah salah satu jenis anemia yang memang bisa menyebabkan warna kulit berubah menjadi hijau. Gejalanya termasuk, kekurangan tenaga, nafas pendek, sakit kepala dan memiliki selera untuk memakan sesuatu yang bukan makanan, seperti garam dan abu.

Selain Green sickness, dalam dunia kedokteran, ada juga yang disebut sebagai Argyria, yaitu sebuah kondisi dimana warna kulit akan berubah menjadi biru, ungu atau abu-abu karena tubuh terkontaminasi oleh elemen perak.

Efek perubahan warna kulit ini biasanya terjadi secara permanen. Tapi pengobatan dengan teknologi laser konon dapat memberikan hasil yang cukup baik.

http://xfile-enigma.blogspot.com/

Makhluk "Oriental Yeti" ditangkap di Sichuan

Seekor makhluk aneh yang disebut sebagai "Oriental Yeti" telah ditangkap di sebuah hutan di wilayah terpencil di Cina tengah.


Walaupun disebut dengan nama Yeti, makhluk ini sama sekali tidak terlihat seperti Yeti. Hewan tidak berbulu ini masuk ke dalam perangkap para pemburu di propinsi Sichuan setelah penduduk lokal melaporkan melihat hewan yang disangka beruang.


Salah seorang pemburu, Lu Chin, berkata: "Hewan itu terlihat seperti beruang tanpa bulu. Tapi ia memiliki ekor seperti kanguru."

"Suaranya juga tidak kedengaran seperti beruang - malah lebih mirip seperti kucing dan selalu mengerang setiap saat. Mungkin ia sedang mencari teman-temannya, atau mungkin, ia adalah hewan terakhir dari golongannya."



"Ada legenda lokal yang menceritakan adanya beruang yang dahulunya adalah manusia. Dan sebagian penduduk mengira itulah yang kami tangkap."

Hewan ini sekarang sedang dikirim ke para peneliti di Beijing untuk dilakukan tes DNA.

Jadi, makhluk apakah ini?

Melihat kulit makhluk ini, saya teringat dengan postingan saya sebelumnya mengenai beruang yang kehilangan bulunya di kebun binatang Leipzig. Kemungkinan hewan ini memang hewan biasa yang terkena penyakit kurap. Tapi pertanyaannya adalah, hewan apa yang memiliki kepala seperti anjing, badan bungkuk dan ekor yang panjang? Anjing biasa?

Ataukah panda merah? Hewan ini hidup di Sichuan.


Tidak mirip? Paling tidak ada alternatif pemikiran kan? :)

Atau, Luwak, alias Paradoxurus Hermaphroditus? Hewan ini yang menghasilkan kopi termahal di dunia (kopi luwak).


Ya. Sepertinya Ini lebih mirip.
 
http://xfile-enigma.blogspot.com/

Legenda Werewolf dari masa ke masa

Walaupun kedengarannya seperti sebuah kisah dalam film Holywood, namun, kisah mengenai manusia yang dapat berubah menjadi serigala dapat ditemukan di banyak negara di dunia.


Bahkan, kisah mengenai makhluk yang biasa dikenal dengan nama Werewolf atau Lycan ini bisa ditemukan di catatan-catatan Yunani kuno.

Werewolf di dalam Literatur KunoHerodotus, dalam bukunya yang berjudul Histories pernah menulis mengenai Neuri, sebuah suku yang berdiam di timur laut Scythia (dekat Ukrainia) yang penduduknya berubah menjadi serigala setiap sembilan tahun.

Dalam mitologi Yunani kuno, raja Arcadia yang bernama Lycaon disebut diubah menjadi serigala oleh dewa Zeus akibat mengorbankan dan memakan daging anaknya sendiri. Nama Lycaon kemudian menurunkan kata Lycanthropy yang kita kenal sekarang ini.

Cendikiawan Roma, Pliny the Elder, juga pernah bercerita mengenai seorang pria yang berubah menjadi serigala setelah memakan isi perut seorang anak kecil.

Lalu, pada tahun 60 Masehi, Gaius Petronius menulis dalam bukunya mengenai Niceros yang menyaksikan temannya berubah menjadi serigala. Niceros bercerita:

"Ketika aku mencari sahabatku, aku menemukannya sedang melepas seluruh pakaiannya dan menaruhnya di pinggir jalan...lalu, ia kencing sambil membentuk lingkaran dengan urinnya di sekeliling pakaian yang tergeletak. Tiba-tiba, ia berubah menjadi serigala. Setelah itu, ia mulai melolong dan berlari masuk ke hutan."

Walaupun lebih banyak ditemukan di Eropa, kisah mengenai werewolf juga bisa ditemukan di wilayah di luar Eropa.

Di kalangan suku Indian Amerika, makhluk serupa dikenal dengan nama Skin Walker. Di Turki disebut Turkadam, sedangkan di Amerika tengah dikenal dengan nama Nagual. Percaya atau tidak, di Eropa dan Amerika, Leak Bali dianggap sebagai Werewolfnya Indonesia.

Karakteristik Werewolf
Menurut legenda, pada saat bulan purnama, seorang manusia, dalam kondisi tertentu akan berubah menjadi serigala. Tubuhnya akan menjadi tinggi dan kuat. Matanya bersinar terang seperti hewan pada umumnya dan alisnya yang lebat akan bertemu di tengah. Mulutnya terlihat selalu kering, seperti orang yang kehausan.

Kulitnya kasar dan ditumbuhi bulu yang lebat. Telinganya berubah menjadi lancip seperti anjing dengan gelambir yang menggantung di lehernya. Bedanya dengan serigala, werewolf tidak memiliki ekor.

Salah satu metode untuk mengidentifikasi werewolf dalam rupanya sebagai manusia adalah dengan melukai tubuhnya. Jika ia adalah werewolf, maka di bagian tubuh yang terluka akan terlihat adanya bulu seperti serigala.

Cara lainnya, menurut legenda Rusia, seorang werewolf dapat dikenali dengan adanya bulu di bawah lidahnya.

Walaupun dalam film-film Holywood disebutkan kalau werewolf bisa dibunuh dengan peluru perak, karakteristik ini tidak bisa ditemukan di dalam legenda.

Bagaimana cara berubah menjadi Werewolf
Di Italia, Perancis dan Jerman, disebutkan kalau seseorang dapat berubah menjadi werewolf dengan cara tidur di luar rumah pada saat bulan purnama musim semi yang jatuh pada hari rabu atau jumat tertentu.

Lalu, ada juga yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi werewolf karena digigit oleh werewolf lain. Ini membuatnya menjadi sama seperti legenda Vampire. Ada lagi yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi werewolf karena dikutuk.

Tetapi, kebanyakan legenda percaya kalau transfigurasi seorang manusia menjadi werewolf terutama diakibatkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas satanic atau sihir.

Pandangan ini meluas pada abad pertengahan di Eropa yang diiringi dengan perburuan werewolf, vampire dan penyihir. Di Perancis sendiri, antara tahun 1520 hingga tahun 1630, ada sekitar 30.000 orang yang ditangkap karena dianggap sebagai werewolf. Kebanyakan dari tersangka ini kemudian menjalani penyiksaan dan interogasi yang keji hingga tewas.

Walaupun sering dianggap sebagai aktifitas satanic, ada sebuah kisah yang cukup membingungkan.

Pada tahun 1692, seorang pria berusia 80 tahun yang bernama Thiess dari Livonia memberikan kesaksian di bawah sumpah kalau ia dan beberapa teman lainnya adalah werewolf yang disebutnya sebagai "Anjing pemburu Tuhan".

Ia mengklaim kalau mereka adalah perajurit yang diutus Tuhan untuk memburu para penyembah setan dan para penyihir. Thiess juga mengatakan kalau kelompok werewolf seperti dia juga terdapat di Rusia dan Jerman.

Kesaksian Thiess dianggap sebagai penghujatan terhadap Tuhan dan ia dihukum 10 kali cambukan karenanya.

Werewolf dan Vampire
Bagaimana hubungan antara werewolf dan vampire? Kita melihat mereka bermusuhan seperti di film underworld, apakah benar seperti itu?

Sepertinya tidak. Pada abad pertengahan, di Eropa berkembang kepercayaan kalau jasad mereka yang dibunuh karena dianggap werewolf harus dikremasi. Jika tidak, maka jasad itu akan bangkit dari kubur sebagai Vampire.

Ini mengindikasikan kalau masyarakat waktu itu percaya werewolf dan vampire adalah satu oknum.

Di Serbia, Bulgaria dan Slovakia, Vampire dan Werewolf juga dianggap sebagai makhluk yang sama yang dikenal dengan nama Vulkodlak.

Penampakan Signifikan
Salah satu alasan mengapa kisah mengenai werewolf bisa bertahan selama ribuan tahun adalah akibat banyaknya laporan penampakan yang terjadi selama rentang waktu itu.

Misalnya, tahun 1790. Dua orang pengembara sedang berada di Wales Utara ketika seekor hewan besar menyerang kuda mereka. Satu kuda mati terbunuh. Peristiwa ini terjadi saat bulan purnama terlihat di atas langit. Banyak yang percaya kalau makhluk yang menyerang mereka adalah seekor werewolf.

Lebih dari 200 tahun setelah peristiwa itu, tepatnya di tahun 1992, juga di Wales, surat kabar lokal memberitakan mengenai makhluk aneh sebesar beruang yang terlihat berkeliaran di tempat itu. Seorang petani sempat melihat makhluk itu saat bulan purnama dan ia menemukan dua ekor dombanya sudah mati. Sebagian orang juga percaya kalau makhluk itu adalah seekor werewolf.

Legenda Beast of Gevaudan yang meneror Perancis tahun 1760an juga sering dianggap sebagai kasus klasik Werewolf.

Para saksi mata yang melihat makhluk itu mendeskripsikannya sebagai makhluk yang mirip dengan anjing atau serigala.

Beast of Gevaudan tercatat melakukan 11 kali penyerangan dimana kebanyakan korbannya adalah wanita dan anak-anak. Para korban tewas ditemukan dengan tubuh termutilasi dan menunjukkan tanda-tanda dimangsa.


Militer Perancis sampai mengerahkan pasukan untuk memburu makhluk itu. Namun, tidak membawa hasil.

Dari antara semua penampakan modern mengenai werewolf, mungkin penampakan yang paling luar biasa adalah apa yang dialami oleh Mrs.Delburt Gregg dari Texas.

Pada suatu malam di tahun 1958, Mrs.Gregg sedang sendirian di kamarnya ketika ia mendengar suara seperti menggaruk di jendelanya. Sekilas, ia bisa melihat adanya seekor makhluk besar berbulu seperti serigala yang sedang menatapnya dengan mata bersinar. Mrs.Gregg juga bisa melihat gigi taringnya yang putih.

Menyadari kehadirannya telah diketahui, makhluk itu kemudian segera berlari masuk ke dalam semak-semak.

Mrs.Gregg bercerita:

"Setelah beberapa saat, aku menyaksikan satu sosok keluar dari semak-semak. Tetapi, aku tidak melihat adanya serigala berbulu lebat. Figur yang terlihat keluar adalah seorang pria yang sangat tinggi yang kemudian berjalan terburu-buru hingga menghilang di kegelapan malam."

Penampakan Mrs.Gregg sangat sesuai dengan gambaran werewolf versi Holywood.

Kalau begitu, apakah benar ada makhluk werewolf seperti yang digambarkan oleh film-film Holywood?

Penjelasan Alternatif

Sepertinya sulit mengabaikan keberadaan makhluk ini. Jika werewolf hanyalah sebuah cerita rakyat, dongeng atau rekaan Holywood, mengapa kisah penampakan makhluk ini bisa tersebar ke seluruh dunia sejak ribuan tahun yang lalu?

Jika kisah werewolf baru muncul beberapa puluh tahun belakangan, mungkin kita bisa berargumen kalau televisi dan media yang telah menyebarkannya. Tetapi, sepertinya setiap wilayah di dunia, punya kisah werewolfnya masing-masing.

Jadi, apakah makhluk yang disebut werewolf benar-benar ada?

Sebelum masuk ke situ, mungkin ada baiknya kita melihat beberapa teori alternatif yang berusaha menjelaskan mengenai makhluk ini.

Teori alternatif ini dibuat berdasarkan premis kalau tidak ada manusia yang bisa berubah menjadi serigala. Yang ada adalah salah interpretasi atau cerita hiperbolik yang diceritakan secara turun-temurun.

Ini adalah beberapa diantaranya:

Pria berpakaian serigala
Ada sebuah peristiwa mengerikan terjadi di kota Bedburg, Jerman, pada tahun 1591. Suatu hari, sekelompok penduduk berhasil mengepung seekor serigala yang masuk ke desa. Lalu mereka mulai menyerang serigala itu dengan kayu. Anehnya, serigala itu tidak berusaha untuk lari atau melawan.

Tiba-tiba, para penduduk melihat hewan itu berdiri dan makhluk yang dianggap sebagai serigala itu ternyata adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan kulit serigala. Mereka mengenalinya sebagai Peter Stubbe, salah satu penduduk Bedburg juga.

Para penduduk lalu membawanya ke desa dan mulai menginterogasinya. Stubbe mengakui kalau ia telah membunuh 16 orang, termasuk 2 perempuan hamil dan 13 anak-anak.

Lalu, ia mulai bercerita lebih jauh.

Pada usia 12 tahun, Stubbe sudah tertarik dengan ilmu sihir dan mulai mempelajarinya. Bertahun-tahun kemudian, ia semakin serius mempelajarinya dan bahkan ia memulai perjanjian dengan setan. Tidak butuh waktu lama, Stubbe mulai dipenuhi dengan angan-angan untuk membunuh. Ketika mengincar mangsanya, Ia akan bersembunyi di hutan sambil menyamar menjadi serigala.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Stubbe terbilang cukup sadis. Ia biasa merobek tenggorokan korbannya dan menghisap darahnya. Secara perlahan, keinginannya akan darah menjadi tidak tertahankan sehingga ia terus membunuh untuk memuaskannya. Dalam banyak kesempatan Stubbe bahkan memakan daging korbannya.

Yang paling mengerikan dari kejahatan Stubbe adalah kejahatan yang dilakukannya terhadap anaknya sendiri.

Suatu hari, Ia membawa anak laki-lakinya yang masih kecil ke hutan, memecahkan tengkoraknya dan memakan otaknya.

Peter Stubbe tercatat sebagai salah satu pembunuh berantai paling sadis di dalam sejarah dunia. Kejahatan yang dilakukannya begitu mengerikan sehingga pengadilan memutuskan untuk menghukum matinya dengan cara yang tak kalah sadis. Tubuhnya diikat di sebuah roda, lalu, daging tubuhnya dicabik-cabik dengan besi panas. Kaki dan tangannya kemudian dipatahkan dan akhirnya ia dipenggal. Sisa mayatnya lalu dibakar menjadi abu.

Peristiwa pembunuhan Peter Stubbe terjadi pada abad pertengahan dimana Eropa sedang berada pada masa dimana tahayul merajalela. Bisa jadi kisah ini tersebar luas dan menimbulkan rumor mengenai adanya makhluk jadi-jadian bernama Werewolf.

Halusinasi

Penulis pertama yang mengkaitkan antara werewolf dengan penyakit adalah Marcellus Sidetes (abad 2 Masehi), seorang Yunani yang tinggal di Turki dan menulis buku mengenai pengobatan.

Ia menyebutkan kalau ada kasus dimana seseorang mengalami perasaan yang menuntunnya untuk percaya kalau ia adalah serigala yang kemudian membuat orang tersebut berkeliaran di pemakaman.

Argumen Sidetes kemudian dikonfirmasi oleh sains modern yang mendukung adanya kemungkinan ini. Salah satunya adalah keracunan ergot (sekumpulan jamur genus Claviceps). Mereka yang keracunan jamur jenis ini bisa mengalami halusinasi yang cukup parah dan bisa menganggap diri mereka sebagai hewan, atau merasa sedang diserang oleh hewan.

Salah satu kasus terburuk keracunan Ergot terjadi pada tahun 1951 di kota Pont St.Espri di Perancis. Sekitar 135 orang masuk rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Kasus ini terjadi akibat para penduduk memakan roti yang telah terinfeksi ergot. Jamur ini telah membuat mereka mengalami halusinasi yang membuat mereka percaya kalau harimau dan ular sedang menyerang mereka.

Tentu saja teori ini tidak bisa menjelaskan mengapa di tempat yang tidak pernah ditemukan ergot juga dilaporkan adanya penampakan werewolf.

Karena itu, kita masuk ke sebuah sebuah teori lain yang lebih populer. Teori ini percaya kalau werewolf sebenarnya adalah manusia yang terkena kelainan yang disebut Hypertrichosis atau werewolf syndrome.

Hypertrichosis (Werewolf Syndrome)

Jika werewolf hanya didefinisikan sebagai manusia berbulu lebat seperti serigala, maka sepertinya kita telah mendapatkan penjelasannya lewat kelainan yang disebut Hypertrichosis, kadang disebut werewolf syndrome.

Mereka yang menderita kelainan ini mengalami pertumbuhan rambut di tubuh dalam jumlah yang tidak wajar. Ada yang mengalami kelainan ini sejak lahir dan ada pula yang mengalaminya karena faktor eksternal seperti efek samping pengobatan.

Untuk yang mendapatkannya sejak lahir, belum ditemukan pengobatan yang bisa menyembuhkannya. Yang bisa dilakukan hanyalah mencukur rambut dengan teratur.

Kasus Hypertrichosis bawaan dari lahir boleh dibilang sangat langka karena sejak abad pertengahan hanya ada 50 kasus yang tercatat.


Tetapi, masalahnya, penderita Hypertrichosis tidak pernah berubah dari manusia menjadi serigala dan sebaliknya. Jadi, penjelasan ini pun sepertinya tidak sesuai dengan legenda werewolf.

Jadi, makhluk apakah werewolf ini sebenarnya?

Werewolf dan aktivitas sihir
Apakah makhluk ini berasal dari aktivitas sihir?

Ataukah makhluk ini seekor cryptid yang belum dikenal?

Namun, pertanyaan terpentingnya adalah, apakah manusia bisa berubah menjadi hewan?

Jika semua teori di atas tidak bisa menjelaskannya, maka saya rasa, jawaban paling "masuk akal" adalah: Werewolf memang ada dan ya, manusia bisa mengalami transfigurasi menjadi hewan dengan melakukan sihir tertentu.

Tapi, jika kalian tidak mempercayai adanya sihir yang bisa menyebabkan seorang manusia mengalami transfigurasi menjadi hewan, maka saya tidak punya teori lagi untuk dikemukakan.
 
 
http://xfile-enigma.blogspot.com/

Misteri jejak-jejak kaki setan Devon

Pada tanggal 5 Maret 2009, Jill Wade dari Devon, Inggris, dikejutkan dengan adanya jejak-jejak misterius di atas salju di kebun belakang rumahnya. Jejak-jejak ini mengingatkannya kepada sebuah misteri yang terjadi lebih dari 150 tahun yang lalu.


Jill yang telah berusia 76 tahun berkata:

"Aku melihat ke kebun belakang rumahku dan sangat terkejut. Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya. Jejak-jejak kaki itu berbentuk kuku belah dan tidak ada jejak lain di atas salju."


Jejak di kebun belakang rumah Jill Wade
Penemuan Jill segera menarik perhatian Centre for Fortean Zoology (CFZ), sebuah organisasi Cryptozoology, yang segera mengirim tim untuk memeriksa jejak-jejak tersebut. Jika mereka berhasil memecahkan misteri ini, mungkin mereka juga akan memecahkan misteri serupa yang telah berusia lebih dari 150 tahun, yaitu misteri jejak-jejak kaki setan Devon.

Mari kita flashback 156 tahun ke belakang.

Pada tanggal 8 Februari 1855, salju tebal turun di Devon selatan selama seharian. Hujan salju itu baru berhenti kira-kira pada tengah malam dan saat itu para penduduk Devon sudah lelap dalam tidurnya. Namun, sesuatu sedang terjadi di luar.

Pagi harinya, para penduduk mulai bersiap untuk melakukan aktivitasnya.

Tiba-tiba mereka melihat ada sesuatu yang tidak biasa di atas permukaan salju.

Mereka menemukan jejak-jejak aneh!

Jejak-jejak itu memiliki pola seperti kuku belah. Saksi lain mendeskripsikan bentuknya seperti huruf U atau seperti tapal kuda. Ukuran panjangnya adalah 4 cm hingga 6,25 cm dan jarak antara jejak kaki sekitar 20 cm.

Tidak ada jejak lain di permukaan salju.

Hebatnya, jejak-jejak tersebut terlihat hingga 160 km jauhnya dari Exmouth hingga Topsham.

Apa yang lebih membingungkan adalah letak jejak-jejak tersebut.

Pada beberapa lokasi, jejak-jejak tersebut terlihat menghampiri pintu rumah penduduk, namun kembali menjauh.

Di tempat lain, jejak tersebut terlihat di atap rumah.

Lalu, ada juga jejak yang terlihat menghadap sebuah tembok setinggi 4 meter dan muncul di sisi lain dari tembok, seakan-akan mahkluk tersebut berjalan menembus tembok.

Di sungai Exe, jejak tersebut terlihat pada dua sisinya, entahkah makhluk itu menyeberangi sungai tersebut atau ada dua makhluk yang berjalan di kedua sisi sungai.

Makhluk
apakah yang telah menciptakan jejak-jejak tersebut?

Setelah pagi itu, berita mengenai fenomena jejak kaki misterius telah menyebar hingga ke luar Devon.

Harian Times of London mendeskripsikan jejak tersebut sebagai berikut:

"Jejak itu lebih mirip makhluk yang berjalan dengan dua kaki dibanding makhluk yang berjalan dengan empat kaki dengan jarak antara jejak sekitar 8 inci. Kesan yang bisa ditangkap dari jejak tersebut adalah mirip dengan sepatu keledai."

Jika yang bertanggung jawab atas jejak tersebut adalah seekor hewan, maka para penduduk tidak pernah tahu hewan yang bisa meninggalkan jejak seperti itu. Jadi, rumor pun beredar.

Devon disebut-sebut kedatangan makhluk misterius yang tidak dikenal!

Karena faktor ini, beberapa pemuka agama menduga kalau jejak kaki tersebut ditinggalkan oleh setan yang sedang berkeliaran mencari para pendosa. Ide ini tentu saja ditolak oleh banyak orang. Namun dugaan ini memberikan nama untuk fenomena ini, yaitu Jejak-jejak kaki setan Devon.

Ketika mendengar istilah jejak-jejak kaki setan, jangan membayangkan kalau jejak-jejak tersebut berukuran raksasa. Ukuran panjangnya hanya 4-6 cm sehingga cukup masuk akal jika kita beranggapan jejak ini diciptakan oleh hewan.

Dan itulah yang segera dilakukan oleh beberapa orang yang menolak teori jejak setan. Mereka bergegas memberikan dugaan yang lebih rasional.

Misalnya Pendeta G.M Musgrave yang kemudian segera mengirim surat kepada harian Illustrated London news untuk memberitahukan mengenai adanya dua ekor kanguru yang terlepas dari kebun binatang pribadi milik Mr. Fische di Sidmouth.

Tetapi kalau memang ada kanguru yang terlepas, mengapa dua hewan ini tidak terlihat oleh penduduk desa?

Bahkan tidak ada kepastian lebih lanjut apakah benar-benar ada kanguru yang terlepas atau tidak sehingga berita itu kemudian hanya dianggap sebagai rumor.

Sir Richard Owen, seorang ahli biologi kenamaan, percaya kalau jejak itu ditinggalkan oleh seekor Badger (Hewan sejenis Musang) yang berkeliaran di desa untuk mencari makan. Menurutnya, jejak yang aneh itu tercipta karena kebiasaan hewan itu menaruh kaki belakangnya ke jejak yang dibuat oleh kaki depan.
Badger - Hewan sejenis Luwak
Namun, Sir Owen tidak pernah secara langsung mengobservasi jejak tersebut dan mendasarkan teorinya hanya pada deskripsi para saksi. Dan memang, teorinya tidak terbukti.

Selain Badger, ada yang menyebutkan racoon, keledai, tikus, berang-berang ataupun hewan lainnya. Sayangnya, tidak ada satupun diantara hewan tersebut memiliki jejak kaki yang serupa dengan jejak kaki Devon.

Sebagian lain percaya kalau jejak-jejak kaki tersebut dibuat oleh seorang iseng yang mungkin ingin menciptakan kehebohan. Namun teori ini memiliki kelemahan. Jika memang jejak itu dibuat oleh orang yang iseng, mengapa tidak terlihat adanya jejak lainnya di atas salju? Bagaimana bisa jejak tersebut terlihat hingga 160 km? Dan jika memang orang itu hendak menciptakan kehebohan, mengapa ia tidak menciptakan jejak kaki yang lebih besar dan lebih mengerikan seperti jejak harimau?

Jadi, misteri ini tetap tidak terpecahkan. Usaha untuk memberikan penjelasan rasional atas peristiwa ini berlangsung hingga abad 20 ketika sejumlah penulis modern mencoba untuk menawarkan alternatif penjelasan.

Misalnya, pada tahun 1985, terbit sebuah buku berjudul "The Devil's Footprints: The Great Devon Mystery as it was reported in the newspapaer of 1855" yang ditulis oleh Geoffrey Household.

Dalam bukunya, ia mengajukan teori kalau jejak-jejak aneh tersebut mungkin telah diciptakan oleh sebuah balon eksperimen. Ia mengaku mendapatkan informasi kalau sebuah balon telah terlepas tanpa sengaja dari galangan kapal Devonport. Balon itu terikat dengan sebuah tali yang menggantung dengan besi di ujungnya. Besi inilah yang dianggapnya telah membuat jejak-jejak misterius tersebut.

Sumber Household adalah seorang pria lokal bernama Major Carter yang mengetahui hal ini dari kakeknya yang bekerja di galangan kapal itu. Menurutnya, pada waktu itu, informasi ini dirahasiakan karena balon itu juga merusak beberapa rumah kaca dan jendela rumah penduduk sebelum akhirnya jatuh di Honiton.

Tetapi, pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin sebuah balon bisa menciptakan jejak yang konsisten dengan jarak 8 inci (20 cm)? atau jejak yang sampai ke pintu rumah penduduk dan kembali? Apakah balon itu memiliki kecerdasan artifisial yang membuatnya bisa berpikir?

Penulis lain, Mike Dash, yang menulis sebuah artikel mengenai jejak setan Devon di Fortean Studies, percaya kalau jejak tersebut ditinggalkan oleh hewan pengerat yang melompat seperti tikus hutan. Tidak heran kalau jejak-jejak ini juga bisa ditemui di atap rumah. Menurutnya, jejak yang ditinggalkan oleh lompatan tikus sangat mirip dengan jejak hewan berkuku belah karena pergerakan otot kakinya ketika melompat.

Teori ini bukan sesuatu yang baru karena memang sudah sering disinggung sebelumnya. Namun, sekali lagi, tidak ada hewan pengerat yang diketahui memiliki jejak seperti itu.

Penulis lain, seperti Joe Nickell yang skeptis, lebih percaya kalau kisah ini hanyalah sebuah hoax. menurutnya, bagaimana mungkin jejak itu bisa mencapai 160 km? Apakah ada penduduk yang mengikuti jejak tersebut hingga 160 km pada hari itu?

Cukup masuk akal. Namun, dokumentasi mengenai peristiwa ini cukup lengkap sehingga jika kisah ini sebuah hoax, maka pastilah hoax tersebut diciptakan oleh media yang terbit pada tahun itu. Tetapi pandangan ini pun tidak didasarkan atas bukti yang kuat.

Pandangan lain yang mirip dengan Joe adalah: jejak ini tercipta akibat histeria massa. Mungkin para penduduk telah melihat jejak-jejak hewan yang beragam dan menganggapnya sebagai jejak yang sama. Joe juga beranggapan seperti itu. menurutnya, deskripsi saksi yang berbeda-beda membuat kemungkinan ini menjadi lebih kuat.

Tentu saja teori ini adalah jalan keluar yang paling gampang. Namun, bagi peneliti lain, misteri ini menarik karena mungkin ada makhluk cryptid yang hidup di Devon. Selain itu, walaupun kasus Devon adalah yang paling terkenal, misteri sejenis ini ternyata juga pernah disinggung dalam beberapa catatan sejarah lainnya.

Salah satu penulis yang pernah menyinggungnya adalah Ralph of Coggeshall, seorang penulis yang hidup pada abad ke-13. Dalam tulisannya, Ralph menceritakan mengenai sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 19 Juli 1205 dimana jejak-jejak kaki misterius muncul setelah terjadi badai.

Lalu, Kapten Sir James Clark Ross, komandan kapal yang pernah menjelajah kutub selatan. Ia juga menceritakan peristiwa yang serupa. Pada Mei 1840, kapal mereka mendarat di pulau Kerguelen dan menemukan adanya jejak-jejak misterius di salju tanpa melihat adanya hewan yang bertanggungjawab atas jejak-jejak tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul "Voyage of Discovery and Research in the Southern and Antarctic Regions", Kapten Ross menulis:

"Kami tidak melihat satu pun hewan darat. Dan kami menemukan jejak yang mirip dengan jejak keledai yang ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh Letnan Bird. Jejak itu dideskripsikan oleh Dr. Robertson sebagai jejak yang berukuran lebar 3 inci dengan kedalaman sekitar 2,5 inci. Jejak itu juga memiliki tekanan di masing-masing sisi dan bentuknya terlihat seperti tapal kuda."

"Sangat tidak mungkin kalau hewan itu berasal dari kapal yang terdampar. Mereka mengikuti jejak itu selama beberapa jauh dengan harapan melihat hewan yang menciptakannya, namun tidak menemukan apa-apa hingga sampai ke daratan berbatu yang tidak bersalju."


Mungkin peristiwa-peristiwa yang disinggung Coggeshall dan Kapten Ross tidak ada hubungannya dengan peristiwa Devon. Namun jika sebuah fenomena misterius terjadi beberapa kali, maka ada sesuatu yang perlu diselidiki. Karena itu, ketika Jill Wade menemukan jejak-jejak misterius di kebun belakang rumahnya, antusiasme segera menjalar diantara para cryptozoologyst. Kali ini, mereka memiliki tempat kejadian perkara dengan jejak yang masih terlihat, mereka memiliki foto jejak tersebut dan mereka bisa memikirkan ulang misteri ini dengan mengacu kepada ilmu pengetahuan modern sambil berharap memecahkannya.

Jejak yang ditemukan Jill memiliki panjang 13 cm dan jarak antara jejak sekitar 28 sampai 43 cm. Ukuran ini tidak sesuai dengan jejak hewan yang dikenal saat ini. Tetapi Jonathan Downes dari CFZ optimis kalau misteri ini akan terpecahkan. Ia dan timnya sedang meneliti kemungkinan kalau jejak itu diciptakan oleh seekor kelinci yang cacat.

Ia juga berharap kalau misteri yang terjadi 156 tahun lalu ikut terpecahkan.

Mengenai Jejak di kebun belakang Jill, Downes berkata:

"Apakah aku percaya kalau setan telah datang dari lubang neraka dan berkeliaran di sebuah kebun di utara Devon? Tentu saja tidak.


"Jika kamu bertanya apakah ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern, maka jawabannya adalah ya. Namun pengetahuan manusia selalu berkembang dan aku percaya kalau sesuatu yang saat ini dikategorikan sebagai fenomena paranormal, suatu hari nanti akan dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan."


Apakah jejak kaki di kebun belakang rumah Jill memiliki hubungan dengan jejak kaki setan Devon tidak diketahui dengan jelas. Namun kita berharap penelitian CFZ akan membawa sedikit titik terang, paling tidak alternatif kemungkinan yang baru.

Mengenai penemuan jejak-jejak kaki misterius di atas salju ini, Rupert T. Gould pernah memberikan sebuah pertanyaan yang menarik:

"Aku berpikir, jika mereka menemukan makhluk itu, apakah yang akan mereka lihat?"
 
http://xfile-enigma.blogspot.com/