Social Icons

Pages

Thursday, September 30, 2010

Komet Halley Tercatat Sejak Yunani Kuno

Oleh: Paul Rincon - BBC News
Komet Haley kemungkinan telah terlihat dari Bumi sekitar 466 SM, menurut sejumlah peneliti.
Sejumlah bukti baru menunjukkan bahwa peristiwa langit yang telah disaksikan orang Yunani kuno, kemungkinan merupakan penampakan awal komet Halley.
Menurut beberapa penulis kuno, sebuah meteor raksasa telah menghantam Yunani antara 466 SM dan 467 SM.
Penulis-penulis itu juga menjelaskan sebuah komet di langit pada saat meteorit jatuh ke Bumi, namun secara rinci hal ini telah memperoleh sedikit perhatian serius, ujar para peneliti.
Komet Halley terlihat selama hampir 80 hari pada 466 SM, para peneliti menulisnya dalam jurnal Kosmologi.
Menurut laporan New Scientist, hingga kini, awal terlihatnya komet tersebut adalah saat mengorbit pada 240 SM, sebuah peristiwa yang dicatat oleh para astronom Tiongkok kuno.
Karena temuan ini baru dikonfirmasi, para peneliti telah menetapkan tanggal pertama diamatinya komet Halley adalah sekitar 226 tahun.
Buah pikiran baru ini berdasarkan catatan para penulis kuno. Dan sejumlah perhatian tentang meteorit dikatakan bahwa benda angkasa ini pernah menghantam Hellespont, wilayah utara Yunani sekitar 466-467 SM.
Benda angkasa seukuran 'gerbong' ini jatuh pada siang hari, menurut sejumlah sumber kuno.
Benda yang digambarkan sebagai obyek berwarna hangus itu telah menjadi tempat wisata selama lebih dari 500 tahun.

Terlihat di Barat

Dalam karya meteorologinya, aristoteles telah menulis tentang peristiwa sekitar seabad setelah hal itu terjadi. Ia mengungkap jatuhnya meteorit serupa, "sebuah komet terlihat di sebelah barat."
Astronom Eric Hintz dan filsuf Daniel Graham, dari Universitas Brigham Young di Provo, Utah, telah merekonstruksi kemungkinan alur yang dilalui komet Haley, untuk membandingkan apakah sesuai dengan pengamatan kuno.
Komet Halley digambarkan di Bayeux Tapestry, pada abad ke-11. (Getty Images)
Mereka mengkalkulasikan bahwa komet Halley bisa terlihat sekitar 80 hari antara bulan Juni awal dan akhir Agustus 466 SM - tergantung pada kondisi atmosfir dan gelapnya langit.
"Sulit kembali ke waktu lampau. Hal ini tidak seperti gerhana, yang benar-benar dapat diprediksi," penulis Eric Hintz, mengatakan kepada BBC News.
"Namun kami rasa ini cukup wajar. Jika penampakan pada 240 SM dapat diterima, karena kemungkinannya cukup besar."
Ia menambahkan, "Jika diterima, hal ini akan menjadi tiga orbit lebih awal dari penampakan bangsa Tiongkok kuno."
Rekonstruksi alur komet itu sesuai dengan sejumlah laporan kuno, yang mengatakan, komet tersebut terlihat sekitar 75 hari.
Para peneliti mengatakan bahwa bangsa Tiongkok kuno dan Babylonia menyimpan dengan baik catatan-catatan sejumlah fenomena langit selama berabad-abad, sedangkan bangsa Yunani kuno tidak.
Meskipun demikian, penjabaran Yunani kuno tentang penampakan komet telah memberikan informasi penting, ujar Graham dan Hintz.
Para peneliti mengatakan bahwa masih terdapat kemungkinan adanya penampakan kuno lainnya dari komet yang dapat ditemukan dari catatan bangsa Tiongkok kuno dan Babylonia. (Erabaru/sua)

Misteri Terbang Burung Raksasa Prasejarah

Epochtimes
Kurang lebih pada enam juta tahun silam, seekor burung raksasa dengan bentuk yang mengejutkan terbang di atas sebuah padang rumput yang tak bertepi dalam sekilas pandang di wilayah Argentina. Bentuknya menyerupai pesawat mini model masa kini, dengan bobot lebih dari 60 kg.     
Namun burung raksasa Argentavis Argentina yang sudah punah ini tidak memiliki otot yang cukup kuat untuk mendorong sepasang sayapnya agar bisa terbang di angkasa. Karena itu bagaimana sebenarnya burung ini mampu terbang di angkasa luas, dahulu hal ini merupakan misteri yang sulit dipecahkan. 
Kasus ini telah membuat bingung ahli paleontologi selama beberapa dasarwarsa. Namun dalam laporan investigasi yang dipublikasikan beberapa waktu lalu peneliti asal AS menemukan bahwa, pada dasarnya bu
Foto Burung raksasa Argentina (Argentavis) yang sudah punah, terbang menggunakan arus udara panas. (AFP)
rung raksasa prasejarah ini adalah seekor ahli peluncur dan hewan tersebut tahu bagaimana menggunakan arus udara panas untuk terbang.  
Dalam sebuah forum komunikasi akademi ilmu pengetahuan AS, profesor geologi dari museum Institut Sains dan Teknologi Texas, Chartez mengatakan, “begitu naik ke angkasa, maka terbang pun tidak lagi menjadi soal bagi burung raksasa Argentina ini."
Chartez adalah penulis utama dalam laporan penelitian tersebut.
Chartez memimpin sebuah tim ahli, dengan prinsip teori dinamika udara (aerodinamika) meneliti prinsip terbang burung prasejarah ini, sekaligus menganalisa parameter terbang burung raksasa Argentina ini dengan simulasi terbang. 
Hasil penelitian mereka menunjukkan, bahwa seperti kebanyakan burung darat berpostur besar lainnya. Di mana meski tidak kuat untuk terbang karena postur mereka yang terlalu besar, namun burung raksasa ini malah dapat meluncur dengan mudahnya, dengan kecepatan terbang saat kondisi memungkinkan mencapai 100 km lebih.  
Seperti misalnya gypsfulvus (sejenis elang bangkai), burung raksasa Argentina memerlukan arus udara panas yang naik dari pegunungan andes saat terbang, uap yang naik di padang rumput.  
Dan seperti burung berpostur besar lainnya, burung raksasa Argentina terbang berputar menggunakan arus udara panas, dalam jarak penerbangan dari sarang sampai menangkap mangsa, burung raksasa ini terbang dan terbang lagi dengan menggunakan uap panas.   
Chartez mengatakan: “masalah terbesar yang dihadapi oleh burung raksasa Argentina ini saat terbang adalah bagaimana caranya meninggalkan permukaan, sebab saat berdiri di permukaan tanah, sang burung raksasa sama sekali tidak dapat terbang. Sehingga dengan demikian, burung raksasa ini mungkin terbang dengan menggunakan sayap peluncur seperti pilot."  (The Epoch Times)

Ikan Pemakan Kayu Ditemukan di Peru


Paulo Petry, pakar Zoologi Universitas Harvard mengatakan, ikan tersebut ditemukan di wilayah yang penuh dengan keanekaragaman hayati. (Paulo Petry)
Peru - Spesies ikan pemakan kayu dengan gigi berbentuk sendok ini, ditemukan di wilayah terpencil hutan Amazon, Peru.
Sejumlah ilmuwan dari National Science Foundation AS membuat temuan itu selama ekspedisi di wilayah taman nasional Purus Alto, Peru, bulan lalu.
Ikan tersebut, panjangnya mencapai 70 cm, dengan 'gigi berbentuk sendok', yang khusus untuk mengikis kayu dalam sungai.
Masyarakat setempat telah lama menangkap ikan ini dengan cara menembak di air untuk dikonsumsi. Penangkapan hidup-hidup pertama kalinya dilakukan para ilmuwan untuk kepentingan riset.
Paulo Petry, seorang profesor zoologi Universitas Harvard, mengatakan ikan itu ditemukan di wilayah yang penuh dengan keanekaragaman hayati, yang kini terancam oleh pesatnya pembangunan.
"Spesimen yang kami tangkap merupakan spesimen segar pertama, sehingga kami memiliki ikan yang dapat digunakan sebagai sampel. Tampaknya benar-benar sulit untuk menemukan dan menangkapnya. Anda harus menangkap ikan-ikan itu dengan menggunakan jaring khusus atau dengan menembaknya. Semasih ikan-ikan itu memakan kayu, anda tidak akan dapat menangkapnya dengan tali senar," ujar Dr. Petry.(EpochTimes/telegraph/sua)

Tsunami Munculkan Relik Ribuan Tahun

Relik ini telah terkubur di bawah pasir selama berabad-abad. (AFP)
Tsunami dahsyat telah menguak dan menemukan sisa-sisa sebuah pelabuhan kuno di lepas pantai di India Selatan.
Sejumlah arkeolog mengatakan mereka telah menemukan beberapa bebatuan peninggalan kuil terkenal Mahabalipuram dekat  pantai di Tamil Nadu setelah tsunami.
Mereka yakin bahwa 'struktur-struktur' bangunan ini merupakan sisa-sisa sebuah kota pelabuhan kuno dan menjadi salah satu wilayah pemukiman terkenal pada 1.200 tahun lalu.
Tiga potongan peninggalan seperti granit singa, ditemukan terkubur di pasir setelah pantai di wilayah itu surut pasca tsunami.

Peninggalan di Bawah Laut

 "Benda-benda kuno ini kemungkinan merupakan peninggalan dari kota pelabuhan kecil yang ada di sini sebelum air menelannya. Kemungkinan juga merupakan bagian dari sebuah kuil atau sebuah bangunan kuno. Hal ini sedang kami teliti, " ujar T Sathiamoorthy dari Archeological Survey of India (ASI).
Beberapa arkeolog mengatakan bahwa bebatuan peninggalan ini tertanggal abad ke-7 dan mendekati abad ke-6.
Benda peninggalan ini memiliki ukiran rumit , seperti yang ditemukan pada kuil Mahabalipuram.
Patung Budha perunggu ini ditemukan di pantai Kalapakkam. (AFP)
Kuil ini, merupakan situs warisan dunia, menunjukkan beberapa contoh yang diketahui paling awal dari arsitektur Dravida pada abad ke-7.
Monumen ini, juga memiliki relief terbuka raksasa yang terbuat dari granit.
Gelombang tsunami tersebut juga membantu para arkeolog menemukan salah satu relief yang telah ditutupi pasir berbagai jaman.
Sebuah batu dengan relief gajah 'dihempas pula' oleh gelombang ganas yang kini banyak dikunjungi orang sebagai obyek wisata terkenal.
Selama tiga tahun terakhir, para arkeolog yang bekerja sama dengan para penyelam dari India dan Inggris telah menemukan beberapa sisa peninggalan pelabuhan kuno tersebut.
Sejumlah arkeolog mengatakan, mereka telah melakukan survei bawah laut hingga kedalaman 1 km dan menemukan beberapa peninggalan kuno.

Legenda

Mitos Mahabalipuram pertama kali ditulis oleh petualang Inggris, J Goldingham, yang telah mengunjungi kota pantai India selatan pada 1798, di mana saat itu dikenal sebagai pelaut-pelaut 'Seven Pagodas'.
Mahabalipuram pernah menjadi kota pelabuhan yang berkembang pesat. (AFP)
Mitos tersebut mengungkap tentang enam kuil yang tenggelam di bawah gelombang dengan kuil ke tujuh yang masih tetap berdiri kokoh di tepi pantai.
Mitos tersebut juga menyatakan bahwa sebuah kota besar yang pernah berdiri di situs itu begitu indah, sehingga para dewa menjadi cemburu dan mengirim banjir besar yang menelan seluruh bangunan dalam satu hari.
Tsunami juga juga memunculkan sebuah patung Budha perunggu setinggi 9 inci di pantai negara bagian Kalapakkam.
"Patung perunggu ini terhempas bersama benda peninggalan lainnya. Benda-benda ini kemungkinan telah terseret hingga ke laut Birma atau Thailand," ujar T Sathiamoorthy.
Patung Budha ini telah diserahkan kepada pemerintah setempat yang segera akan ditempatkan pada sebuah museum di India.
"Kami akan melindungi jika tidak ada orang yang mengakuinya," ujar Mr. Sathiamoorthy seperti dilansir BBC News. (Erabaru/sua)

Akankah Krakatau Mengguncang Dunia lagi?


Di masa lalu, ia membunuh ribuan orang dan mengubah cuaca selama lima tahun, kini bisa jadi lebih fatal...

gunung krakatauKilau yang tak menyenangkan: Di tahun 1883, lebih dari 36.000 orang meninggal ketika Krakatau meletus - kini, ribuan lebih petani hidup dekat gunung berapi itu. (Marco Fulle)
Lava jingga terang menyembur ke udara, asap gelap berbaur dengan awan dan malam nan muram berubah menjadi kilau merah yang tak menyenangkan.
Memiliki tinggi 1.200 kaki di atas keheningan tropis Selat Sunda Indonesia, salah satu gunung berapi yang paling mengerikan di dunia itu telah mulai bergetar sekali lagi.
Hampir 126 tahun hingga kini sejak Krakatau pertama kali menunjukkan tanda-tanda letusan, foto-foto menarik telah diterbitkan minggu ini yang membuktikan bahwa sisa bekas gunung berapi yang sangat besar itu sedang mendidih dan meluap.
Dengan kekuatan ledakan 13.000 kali lebih kuat dari bom atom yang mengguncang Hiroshima, letusan Krakatau di tahun 1883 telah menewaskan lebih dari 36.000 orang dan secara radikal mengubah cuaca dan suhu global selama bertahun-tahun sesudah itu.
Gunung KrakatauResiko: Bom waktu yang mengepul itu terletak di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatra.
Letusan itu begitu hebat dan merupakan bencana maha dahsyat yang tidak ada satupun gunung berapi di jaman modern ini bisa menyainginya, bahkan letusan spektakuler Gunung St Helen di AS tahun 1980 pun tidak. Kini, hampir satu setengah abad berlalu, akankah kita mulai mengalami ketakutan akan Krakatau sekali lagi?
'Predisi vulkanis sudah semakin baik,' kata Professor Jon Davidson, kepala Ilmuwan Bumi dari Durham University dan seorang ahli vulkanologi yang telah mempelajari langsung Krakatau. 'Namun kita tidak akan pernah dapat secara penuh memprediksikan letusan besar dan tak biasa secara tepat, karena ia luar biasa.'
Namun ada sedikit keraguan bahwa jika Krakatau akan meletus lagi dengan kekuatan dan amukan seperti itu, dampaknya akan jauh lebih mematikan dibandingkan dengan yang telah dialami sebelumnya di abad ke-19.
Gunung KrakatauKeindahan alami: Fotografer Marco Fulle merekam sebuah badai tengah melewati puncak yang berapi-api itu.
Gunung KrakatauSaat-saat gelap: Awan mendung yang tak menyenangkan berkumpul saat hujan menyapu daerah itu.
Gunung KrakatauBom waktu yang berdetak: Para penduduk pulau berpikir bahwa mereka telah terhindar dari sebuah bencana lain setelah berbagai hal berlalu dengan tenang di tahun lalu.
Laporan resmi saat ini menunjukkan bahwa letusan di tahun 1883, berbarengan dengan tsunami besar yang ditimbulkannya, telah menghancurkan 165 desa dan kota, 132 lebih rusak serius dan menewaskan 36.417 orang sekaligus.
Hampir 150 tahun berlalu, daerah dimana Krakatau berada di antara pulau Jawa dan Sumatra di kepulauan Indonesia telah berpopulasi lebih padat, dengan banyak petani kecil hingga kaya serta tanah vulkanis yang subur di daerah itu. Tak dapat dibayangkan bahwa ratusan ribu orang bisa tewas jika ada letusan besar lainnya.
Krakatau memiliki dampak yang luar biasa terhadap planet ini di masa yang lalu. Suhu rata-rata global menyusul ledakan tersebut telah turun sebanyak 1,2 celcius, ketika sejumlah besar gas dioksida belerang terpompa ke dalam atmosfer menghasilkan awan-awan yang merefleksikan lebih banyak cahaya yang datang dari matahari.
Gunung KrakatauBadai api: Dalam suatu pertunjukan menarik lava pijar dan abu yang tercampur, Anak Krakatau menampakkan kekuatannya yang tersembunyi. Dalam beberapa tahun terakhir, letusan-letusan telah bertambah intensitasnya.
Gunung KrakatauKawah iblis: Letusan Krakatau menampakkan badai api ganas, menambah hawa ancaman.
Marco Fulle, 51, berasal dari Trieste, Italia, telah merekam gambar-gambar ini bulan lalu. Sebagai seorang ilmuwan, astronom dan ahli gunung berapi, Fulle telah memotret komet dan gunung berapi selama bertahun-tahun. Telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membangun portepel fotonya, Fulle secara unik mengambil tempat untuk mengabadikan amukan dan teror kebangkitan raksasa ini.
'Gunung berapi ini mengulang letusan-letusan seperti pada tahun 1883 beberapa kali selama hidupnya,' katanya. 'Pendapat umum bahwa Krakatau akan menjadi benar-benar berbahaya lagi ketika ia mencapai ukuran seperti pada tahun 1883. Waktu itu dua kali lebih tinggi dari dibanding sekarang.'
Kendati optimis, tidak ada jaminan bahwa letusan lainnya tidak akan segera muncul. Saat itu pagi tanggal 20 Mei 1883, ketika sebuah kapal Jerman, Elizabeth, melaporkan melihat adanya sebuah pilar abu dan asap yang muncul tujuh mil di atas pulau Krakatau.
Sudah dua abad sejak adanya letusan yang tepat. Selama bulan-bulan berikutnya asap, riuh dan kepulan debu terus berlanjut. Jauh dari menganjurkan penduduk setempat untuk mengosongkan daerah itu, pertunjukan kembang api alami ini mengakibatkan pesta.
Semuanya berubah setelah tengah hari di tanggal 26 Agustus, ketika serangkaian ledakan besar pertama mengirimkan tembakan puing-puing 22 mil ke udara. Kemudian, pada pukul 5.30 pagi hari berikutnya, empat letusan hebat telah menghempaskan dua pertiga dari pulau itu ke laut.
'Ada campuran kuat magma dan air laut yang membuat letusan itu begitu dahsyat,' kata Profesor Davidson. 'Air telah mengatur jalan masuk ke ruang magma dan akibatnya menghantam pulau itu berkeping-keping.'
Lima mil kubik batu apung, debu dan batu karang dimuntahkan keluar, sementara mega-letusan begitu kencang hingga terdengar sekitar 1.900 mil jauhnya di Perth, Australia Barat, dan 4.500 mil di Sri Lanka.
Mulanya setinggi 2.667 kaki, Krakatau telah runtuh hingga 820 kaki di bawah permukaan laut. Sekitar 4.500 orang tewas dan banyak desa hancur, namun yang jauh lebih mematikan adalah tsunami sesudahnya yang setinggi 130 kaki.
Di Jawa, gelombang menyebar cepat ke daratan. Lima mil dari pantai dekat kota Merak, seorang yang masih hidup menggambarkan momen ketika gelombang menghantam pada Senin pagi itu. 'Kami melihat sesuatu hitam besar datang menuju kami,' katanya. 'Tinggi sekali, dan kami segera melihat bahwa itu adalah air. Pohon-pohon dan rumah-rumah disapu bersih. Adalah kesulitan biasa untuk memanjat ke suatu tempat tertentu. Ini menyebabkan suatu halangan besar, dan satu demi satu mereka hanyut dan dibawa oleh air yang cepat.'
Lebih dari 90 persen dari orang-orang yang tewas oleh Krakatau meninggal dalam tsunami. Dalam tahun-tahun setelah letusan, daerah di sekitar Krakatau sepi. Akan tetapi, di tahun 1927, uap dan batu karang terlihat membuih di air, dan segera Anak Krakatau mulai muncul di permukaan laut.
Pada bulan November 2007, gunung berapi itu mulai meletus ganas lagi, namun para penduduk pulau itu berpikir bahwa mereka telah terlepas dari satu kemungkinan bencana lainnya ketika segala sesuatunya berjalan tenang di tahun sebelumnya.
Musim semi ini, bagaimanapun juga, Anak Krakatau mulai bergemuruh lagi. Letusan demi letusan telah menjadi begitu sengit menerangi awan-awan di atasnya dan menampakkan badai api yang beringas.
Beberapa orang, seperti Profesor Davidson, ragu-ragu mengenai kemungkinan letusan besar yang akan terjadi segera. 'Hanya belum cukup magma,' katanya. 'Daripada membuat prediksi seperti ini, adalah tanggung jawab ilmuwan untuk melakukan apa yang dapat mengurangi resiko bagi mereka yang hidup di sekitarnya. Itu adalah sesuatu yang kita benahi.'
Orang-orang di Selat Sunda hanya bisa berharap dan berdoa bahwa, kali ini, para ilmuwan adalah benar.
Gunung KrakatauAncaman: Pijaran bara api pada permukaan puncak yang baru saja aktif, menyebabkan penduduk setempat khawatir jika letusan lainnya akan segera datang.
Sumber: Daily Mail

Misteri Interlaken Par Swiss, Koleksi Misteri yang Belum Terpecahkan

Era Baru
interlakenMisteri Interlaken Park Swiss, koleksi misteri yang belum terpecahkan
Lokasi  Interlaken Park  Swiss terletak di kaki gunung, ia adalah wisata nasional yang paling populer. Setelah menikmati pemandangan danau dan pegunungan, jangan lupa pergi ke misteri Park.
Lokasi Interlaken Park di wilayah Matten,  meliputi wilayah 100.000 meter persegi. Taman dirancang dan dibangun oleh ahli budaya prasejarah Erich von Däniken. Dibagi dalam tujuh tema. Staf  taman akan menyediakan kepada pengunjung perangkat penjelasan seperti ukuran ponsel, ada sepuluh bahasa lebih, termasuk bahasa Mandarin dapat dipilih.
Berbagai ruang pameran di taman masing-masing dengan gambar, patung, film hologram, teknologi tinggi secara hidup menyajikan misteri yang tak teruangkap di seluruh dunia kepada pengunjung, dalam waktu singkat beberapa jam membawa wisatawan ke ikhtisar peradaban manusia planet dari  lima benua, film dengan teknik tayangan tiga dimensi menyajikan kepada  orang-orang, agar orang-orang terasa berada di dalamnya.(Dajiyuan/lim)
interlaken-4Misteri Interlaken Park Swiss, koleksi misteri yang belum terpecahkan
interlaken-10Jejak kaki peninggalan zaman dulu
interlaken-2Dengan begitu banyak crane baru dapat mengangkat sebuah batu, bagaimana nenek moyang, melakukannya?
interlaken-3Harus menggunakan mata pisau intan baru bisa memotong batu, bagaimana bisa membuat semacam konstruksi bangunan yang rapi?
interlaken-5Apa gunanya battery yang dibuat orang zaman dulu?
interlaken-6Lempengan batu ini beratnya 20 ton, di atasnya terukir seorang pilot
interlaken-8Bangunan taman untuk meniru keajaiban arsitektur besar, seperti piramida Maya.
interlaken-11Tinggi manusia sekarang paling tinggi juga 2 m,bagaimana bisa manusia zaman dulu yang tingginya 10 m lebih menciut jadi seperti manusia zaman sekarang?
interlaken-7Di Amerika Selatan ditemukan garis besar, hanya dapat dilihat dari pesawat terbang
interlaken-9Berdasarkan kepala tenggorak yang ditemukan arkeolog berhasil membuat kerangka tubuh manusia












Pemandangan Ruang Angkasa yang Menakjubkan


Era Baru

Foto-foto terbaru luar angkasa yang dipublikasikan Secret China.(www.secretchina.com)













Kepiting Mirip Strawberry Ditemukan di Taiwa


Era Baru News
Spesies kepiting baru yang telah ditemukan di pantai Pingtung, Taiwan Selatan. (AFP/Getty Images)
Taipei, Taiwan-Seorang ilmuwan biologi telah menemukan spesies kepiting baru mirip strawberry.
Binatang bercangkang ini tidak biasanya ditemukan di lepas pantai selatan Taiwan. Hewan ini memiliki cangkang merah cerah dengan bintil-bintil putih.
Profesor Ho Ping-ho dari Universitas Kelautan Nasional Taiwan, seperti yang dilansir Daily Mail (5/1), mengatakan kepiting tersebut menyerupai spesies yang ditemukan di beberapa wilayah sekitar Hawaii, Polinesia dan Mauritius, namun memiliki cangkang berbentuk kerang selebar 1 inci, yang membuatnya terlihat berbeda.
Kepiting-kepiting ini, omnivora, terutama pada ganggang. Terdapat sekitar 5.000 spesies yang dikenal dari hewan ini di seluruh dunia.
Kepiting ini ditemukan oleh Profesor Ho Ping-ho dari Universitas Kelautan Nasional Taiwan. (AFP/Getty Images)
Menurut Profesor Ho, timnya juga menemukan dua kepiting betina spesies baru, Juni tahun lalu dekat pantai Taman Nasional Kenting yang terkenal akan kekayaan biota lautnya.
Sanagat sayang, kepiting strawberry ini tidak berumur panjang, kemungkinan akibat air di kawasan tersebut telah tercemar oleh kandasnya sebuah kapal kargo.
Pakar kepiting Taiwan, Wang Chia-Hsiang juga membenarkan temuan Prof. Ho tersebut. (erabaru/sua)

Fenomena Spektakuler Hujan Meteor


Sederetan meteor yang melintasi langit malam Stonehenge di Salisbury Plain. (Reuters)
Langit malam yang cerah pada 12 Agustus lalu, sempat dihiasi pemandangan fantastik hujan Perseids meteor.
Fenomena ini terjadi pada setiap musim panas karena orbit Bumi melewati puing-puing ekor Komet Swift-Tuttle yang berhamburan.
Masing-masing partikel yang terlihat, tidak lebih besar dari sebutir pasir. Menghantam atmosmfir dengan kecepatan 135.000 mph hingga terbakar habis, yang menimbulkan jejak cahaya menakhjubkan di atas langit.


Hujan meteor yang nampak di langit malam sebuah pantai di Cancun, Meksiko. (Reuters)
Tahun ini, hujan Perseid meteor mencapai puncak sekitar pukul 11:00, dimana para peneliti dapat menyaksikan meteor itu melesat di atas langit satu-persatu hampir setiap setengah detik.
Orang-orang saling berbagi pengalaman tentang meteor dengan menggunakan Twitter Meteorwatch, yang didukung oleh Royal Astronomical Society dan British Astronomical Association (BAA).
Sebuah "peta meteor" online yang paling banyak menunjukkan bintang jatuh dapat dilihat di seluruh dunia lewat situs microblogging.
"Meteorwatch, sangat tepat bagi para astronom dan non-astronom untuk saling berbagi pengalaman tentang keajaiban tata surya kita," ujar Adrian West, organisator Twitter Meteorwatch yang juga seorang astronom amatir. 

Hujan meteor yang nampak di langit malam sebuah pantai di di atas pegunungan Matka, Macedonia, di bekas rep. Yugoslavia. (EPA)
"Kami berharap ribuan orang akan dapat menyaksikannya pada minggu ini."
Tahun lalu para astronom amatir kecewa karena mendung dan awan telah merusak pemandangan yang diharapkan. (Erabaru/DM/sua)










Hujan meteor yang nampak di langit Grazalema, selatan Spanyol. (AFP/Getty Images)
 

Wednesday, September 29, 2010

Oarfish - Monster laut yang legendaris

Pada masa lampau, ketika mobil dan pesawat terbang belum ada, para pengelana menjelajahi dunia ini dengan kapal laut. Dan sejak saat itu muncullah legenda monster-monster laut yang luar biasa. Apakah monster-monster ini benar-benar ada ? ataukah hanya khayalan para pelaut yang sedang mabuk ? Walaupun sains belum bisa menentukan secara pasti identitas monster-monster tersebut, tapi paling tidak ada beberapa tersangka utama yang bisa dipertimbangkan. Ini salah satunya, Regalecus Glesne atau Oarfish.


Jika kalian melihat fotonya, saya rasa kalian tidak akan heran melihat makhluk ini sering disangka sebagai monster atau ular laut.


Ikan ini termasuk ke dalam kategori langka dan sangat jarang terlihat. Saking langkanya sehingga ikan ini tidak pernah tertangkap kamera dalam keadaan hidup hingga tahun 2001.

Ia termasuk ke dalam family Regalecidae yang memiliki empat spesies. Salah satu spesies, Regalecus Glesne, yang sedang kita bicarakan ini, pernah masuk ke dalam Guinnes Book of World Record karena pernah ditemukan seekor yang hidup dengan panjang tubuh hingga 11 meter.


Makanannya adalah plankton dan makhluk-makhluk laut kecil lainnya. Ia mampu hidup hingga kedalaman 1.000 meter. Anehnya, ikan ini tidak memiliki sisik. Tubuhnya hanya diselimuti oleh semacam membran yang disebut guanine.

Ikan ini memiliki sirip tunggal berwarna merah dan termasuk ikan yang penyendiri. Namun ketika ikan ini sedang sakit atau sekarat, sepertinya sang penyendiri ini tidak ingin mati dalam kesepian. Jadi ia naik ke atas permukaan laut dan bertahan disitu hingga mati. Mungkin untuk menarik perhatian para pelaut, atau hanya ingin memandang matahari untuk terakhir kalinya.


Para pelaut masa lampau mungkin telah melihat ikan ini di permukaan dan mempersepsikannya sebagai monster laut. Misalnya, pada tahun 1860, ketika seekor Oarfish sepanjang 5 meter terdampar di pantai Bermuda, para penduduk segera mengkaitkannya dengan monster laut yang legendaris.

Walaupun sains sudah bisa membuka tabir ikan langka ini, tapi saya rasa, setiap orang yang baru pertama kali melihat ikan ini akan takjub, sama seperti ketika saya melihatnya untuk pertama kali.