Social Icons

Pages

Friday, February 11, 2011

Kiprah Band-band Perempuan Lokal Jadul Ampe Sekarang

DI pertengahan 1960-an hadir sebuah band di scene musik Tanah Air. Namanya, Dara Puspita. Band asal Surabaya ini diawaki 4 wanita: Titiek Adji Rachman (gitar melodi), Lies Soetisnowati Adji Rachman (bas), Susy Nander (drum), dan Ani Kusuma (gitar pengiring). 
Meski semua anggotanya cewek, di atas panggung Dara Puspita punya aksi panggung yang lebih sangar ketimbang band laki-laki yang eksis di masa itu. Mereka tak sungkan berjingkrak-jingkrak, memainkan distorsi gitar, sampai berteriak-teriak bak rocker. Aksi panggung seperti itu membuat mereka dikenal banyak orang.
Tapi bukan karena aksi yang nyentrik semata band ini jadi populer. Piringan hitam (PH) perdana mereka yang bertitel Jang Pertama punya peran signifikan dalam mendongkrak karier mereka.
Album itu memuat lagu yang sangat populer, seperti Pantai Pataya, Tanah Airku, Mari Mari, Ali Baba, Kenangan Yang Indah, Burung Kakaktua, Lagu Gembira, dan Surabaya. Yang membuat mereka terkenal sampai mancanegara. Album-album lainnya pun dapat respons bagus.
Di masanya, Dara Puspita bak supergrup. Jadwal mereka amat padat. Jadwal manggung mereka tak cuma di berbagai kota di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Pada 1986, band ini bahkan sempat melanglang ke Eropa.
Penonton konser band ini selalu penuh. Dalam sebuah pertunjukan mereka bahkan ditonton puluhan ribu orang. Kalau dikomparasi dengan masa sekarang, mungkin popularitas band ini setingkat dengan Dewa 19 ataupun Peterpan.
The-SingersKemunculan Dara Puspita menginspirasi munculnya girl band lain. Salah satunya, The Singers. Dinamai The Singers, karena awalnya mereka  penyanyi yang ternyata bisa juga memainkan instrumen musik dengan ligat dan mumpuni.
Band ini beranggotakan Neneng Salmiah (gitar), Tuty Thaher (bas/vokal), Sally Sardjan (organ/vokal), Henny Purwonegoro (drum/vokal), Shinta Dungga (gitar/vokal), dan Uun Sarbini (gitar). Selain The Singers muncul pula Beach Girls, The Females, Monalisa, The Candies, dan banyak lainnya.
Memasuki era ‘80-an, tak banyak tercatat band perempuan. Maklum, kala itu perusahaan lebih gemar memproduksi album rekaman artis solo perempuan yang mendayu-dayu.
Nah, di tahun ‘90-an, di antara gemuruh grup band cowok, tiba-tiba Geger Band menyeruak. Dari sisi musikalitas dan aksi panggung, sebenarnya tidak ada yang istimewa. Namun, karena anggotanya semua perempuan, mau tidak mau orang menoleh.
SHESekitar tahun 2005 muncul grup SHE (Sound and Harmony Eclectic) dengan album debutnya, Tentang Aku, Kamu, dan Dia dengan  singel bertajuk serupa.
Sayang, atensi publik terhadap Melly Firmansyah (vokal), Asri Dewi Lestari (biola), Qotrunnada Fitriana (gitar elektrik), Amie Christanty (bas), Roxanna Silalahi (gitar akustik), Ester Yolanda (kibor), dan Adisty Sofie Anggia (drum) tak begitu tinggi.
SHE baru mendapat tempat ketika merilis album kedua, Tersenyum Lagi, yang diluncurkan ke bursa musik Tanah Air pada 4 Mei 2007. Lagu "Slow Down Baby" yang dimuat di album itu disukai publik. SHE memantapkan karier lewat album ketiga, Tak Sekedar Kembali (2009).
Nah, kesuksesan SHE ini kemudian memicu gelombang girl band dalam jumlah lebih banyak. Salah satunya,  tahun 2008 lalu muncul The Doctors yang mencoba peruntungannya di khazanah musik lokal dengan merilis album 1st Is Magic.
Nama The Doctors diambil band ini lantaran personelnya, Alia (vokal -- yang juga atlet menembak nasional), Dindy (drum), Rani (gitar), dan Yuli (bas) berprofesi sebagai dokter gigi.
Makin ke sini jumlah band cewek makin dahsyat. Perusahaan rekaman Nagaswara, misalnya. Mereka punya Lentiq, Elora Band, dan Apel G.
Lentiq yang terdiri dari Tety (bas) dan Nita (gitar) didukung Ayu (vokal) mengusung jenis musik yang mereka namakan sweet pop.
ELORA-Band
ELORA (Bambang/BI)
Elora yang personelnya 5 cewek hadir dengan mengusung genre yang berbeda, techno modern. Band terakhir, Apel G, terpengaruh penampil luar seperti Paramore, The All American Reject, dan Avril Lavigne. Pada 2008, band ini tampil  memikat di ajang Big Indie Nagaswara, dan tak tanggung-tanggung band ini pun dibuatkan album yang bertajuk Girl Power.
Nama album yang sesuai dengan karakter setiap personelnya, cewek-cewek cantik dengan aksi panggung penuh power skill, sehingga mengundang decak kagum bagi yang melihat penampilan band empunya lagu “Kau Putuskan Ku....Game Over” (KPK) dan “Resahku”.
SAMANTHA-Band
Samantha (Bambang/BI)
Perusahaan rekaman lainnya, Falcon Records, punya Samantha Band. Pencapaian band yang beranggotakan Milsha (vokal), Moniq (gitar), Windy (drum), serta Keke (bas) ini terbilang ciamik. Singel anyar band asal Bandung ini, "Bibir", sukses mencapai penjualan ringback tone dengan 2 juta pengunduh. Sukses itu dibarengi kontroversi. Lagu “Bibir” diprotes Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena liriknya dianggap terlalu vulgar.
Maklum, di lagu itu Samantha menyertakan lirik: maukah menghapus bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu?
Lirik itu sebenarnya bukan murni dikreasi Samantha. Lirik  “Bibir” diadaptasi dari cerpen berjudul Bibir dalam Pispot, bikinan sastrawan Hamsad Rangkuti.
"Ada sebagian orang yang mengartikan lirik itu  secara literal. Padahal, esensi lirik itu tentang melupakan seseorang,” tutur Moniq.
Yang menarik, hadirnya band-band cewek ini juga melahirkan fenomena munculnya kelompok vokal cewek. Kilau salah satunya. Grup vokal yang digawangi Ai, Olin, Poza, dan Dee ini terinspirasi grup asal Amerika, Pussycat Dolls. Ya, mereka sama-sama penari yang terjun ke dunia tarik suara.
"Kebetulan di sini belum ada grup vokal cewek yang menyanyi sambil menari," ujar Poza.
Grup vokal yang terbentuk pada 2009 itu sudah merilis singel pertama, “Inikah Cinta”, yang dulunya dipopulerkan ME. Lalu, ada pula kelompok vokal 4U. Kuartet vokal yang digawangi empat dara cantik Sherly, Sharie, Acis, dan Ekky ini belum lama mendaur ulang “Berdiri Bulu Romaku” yang pernah dinyanyikan artis kawakan Hetty Koes Endang.
Kalau diambil kesimpulan, band cewek yang muncul masih kalah kompetitif dengan band cowok. Bukan lantaran kemampuan musikal band cewek kalah. Band cewek hanya butuh kesabaran dan waktu  agar bisa meraih sukses.
Pengamat musik Bens Leo menunjuk SHE sebagai contoh. Menurutnya, SHE butuh waktu lama untuk eksis di jagat musik. Album pertama sepi. Album kedua bisa dibilang lumayan.
“Baru pada album ketiga SHE dikenal luas. Jadi, mereka butuh waktu,” papar pria yang pernah menjadi pemimpin redaksi sebuah masalah musik ini.
Belajar dari pengalaman SHE, Bens Leo mengimbau band-band cewek yang baru meniti karier tidak langsung keburu mengibarkan bendera putih.
Gagal di album pertama, tidak berarti band itu tidak diterima pasar.
“Harus sabar. Enggak bisa instan,” tegasnya.

Sumber :  http://www.tabloidbintang.com

2 comments:

Seluruh artikel di blog ini adalah hasil dari copy paste dari berbagai sumber jadi mohon maaf sebelumnya kepada para original writer...