Vasil Nikolov mengatakan dinding batu yang digali oleh timnya sampai saat ini diperkirakan
berumur antara 4.700 dan 4.200 tahun sebelum masehi, dan beberapa
kerangka manusia dikubur dengan cara yang aneh dan misterius, yaitu:
dipotong menjadi dua bagian!
Beberapa orang arkeolog dari National Institute of Archaeology berhasil menemukan reruntuhan yang diperkirakan adalah sisa-sisa bangunan kota tua di Bulgaria.
Bulgaria adalah sebuah negara di
semenanjung Balkan berpenduduk 7,3 juta, memiliki banyak situs zaman
Neolitik, Chalcolithic dan gundukan-gundukan dari pemukiman di Zaman
Perunggu serta sisa-sisa Helenistik, pusat-pusat kota Romawi dan
Bizantium.
Salah satu dari puing-puing tersebut
terkubur di kota Provadia, Bulgaria. Sekitar 25 mil dari pantai Laut
Hitam negara itu. Diperkirakan reruntuhan itu adalah sisa-sisa bangunan
kota yang dibangun sekitar 4.700 sampai 4.200 tahun Sebelum Masehi!
Apabila
analisa yang dilakukan para arkeolog tersebut benar maka dapat
dipastikan bahwa kota tersebut adalah kota tertua di Eropa, wow!
Profesor bidang arkeologi Vassil Nikolov
memimpin penggalian. Dan dalam penggaliannya, para arkeolog menemukan
dua pondasi bangunan, tembok dan beberapa gerbang.
Perkiraan awal menyebutkan bahwa bangunan
tersebut berfungsi sebagai benteng pertahanan yang digunakan sebagai
tempat penimbun garam kota.
Para peneliti mengungkapkan bahwa garam
pada saat itu mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan minyak atau emas
di zaman sekarang ini.
“Pada era tersebut, masyarakat yang
mendiami tempat ini belum mengenal apa yang disebut pedati dan roda.
Mereka secara manual mengangkut satu demi satu batu-batu besar yang
disusun menjadi tembok raksasa.
Untuk melindungi kekayaan mereka, kota
mereka dikelilingi oleh dinding batu setinggi tiga meter dan tebal dua
meter yang peneliti percayai bahwa itu adalah benteng paling awal dan
paling besar dari pra sejarah Eropa.
Untuk apa mereka membuat tembok ini? Apa
yang mereka sembunyikan? Jawabannya adalah garam,” ungkap Vasil Nikolov,
salah seorang peneliti seperti yang dikutip oleh Allgov (02/11/2012).
Nikolov juga menambahkan bahwa garam
mempunyai nilai komoditi yang tinggi di zaman itu. “Seperti yang banyak
peneliti lain ungkapkan, garam adalah salah satu alat pertukaran dimulai
dari milenium ke-6 sampai 600 tahun Sebelum Masehi,” lanjutnya.
Vasil Nikolov mengatakan, dinding batu
tinggi 3 meter (10 kaki) dan tebal 2 meter (6 ½ kaki), yang diyakini
sebagai benteng awal dan paling besar dari prasejarah Eropa.
“Kami mulai pekerjaan penggalian pada
tahun 2005, tetapi baru setelah musim ini arkeolog kita dapat
mengumpulkan cukup bukti untuk mendukung klaim ini,” kata Nikolov pada The Associated Press.
Tim sejauh ini telah menemukan sisa-sisa
pemukiman rumah bertingkat dua dengan diameter sekitar 100 meter (328
kaki) dikelilingi oleh dinding benteng.
Penggalian juga menemukan serangkaian
lubang yang digunakan untuk ritual serta bagian dari gerbang. Analisis
karbon telah tanggal mereka untuk usia Chalcolithic menjadi antara 4.700
dan 4.200 SM, ataulebih dari satu milenium sebelum dimulainya peradaban
Yunani kuno.
“Sampel baru dari penggalian telah
dikirim ke Universitas Cologne, Jerman, untuk evaluasi lebih lanjut,”
kata Nikolov. Sebelumnya Nikolov telah mengatakan pemukiman dekat
Provadia adalah rumah bagi sekitar 350 orang yang cenderung menghasilkan
garam dari batu-garam deposit di dekatnya.
“Mereka merebus air garam dari air asin
dalam teknik yang berbeda, dimasukkan ke mangkuk keramik, lalu
dikeringkan dan dipadatkan menjadi mirip batu bata, yang kemudian
ditukar dengan komoditas lain dengan suku-suku tetangga,” kata Nikolov,
mengutip sebagai bukti kemungkinan ditemukannya perhiasan emas dan
tembaga dari artefak yang telah digali di wilayah tersebut.
Yang paling berharga adalah koleksi dari
3.000 keping emas yang digali 40 tahun lalu di dekat kota Laut Hitam,
Varna. Hal ini diyakini sebagai harta karun emas tertua di dunia.
“Selama ribuan tahun, garam adalah salah
satu komoditas yang paling berharga, garam adalah uang,” kata Nikolov,
menambahkan bahwa dinding batu besar yang dimaksudkan adalah untuk
menjaga garam tetap kering dan aman.
Rumah dua lantai, serta jarum tembaga dan
tembikar yang ditemukan di kuburan pada sebuah situs, ini membuktikan
komunitas orang-orang kaya yang bekerja dan memproduksi garam yang
sangat menguntungkan.
Nikolov mengharapkan lebih menemukan
banyak bukti pada musim panas mendatang disaat timnya akan kembali lagi
ke situs tersebut dan memuji Gipson New York-based foundation,
yang mendanai sebagian besar penggalian di tahun ini. “Kami tidak akan
mampu untuk melanjutkan penggalian tanpa sumbangan dari pihak luar,”
katanya.
Kerangka Manusia Dikubur Dengan Ritual Yang Misterius
Pemukiman dari apa yang dianggap kota
tertua di Eropa ini ada sebuah misteri aneh yang belum terpecahkan. Dari
situs-situs kuburan yang ditemukan, ada yang menguburkannya jenazah
dengan cara memotong jenazah.
Menurut arkeolog, jenazah dipotong menjadi dua bagian atau setengah, dan menguburkan mereka dari panggul ke atas.
Ini adalah suatu cara penguburan yang aneh dan kompleks.
Belum ada petunjuk mengapa beberapa mayat telah diiris atau dipotong setengah dan dikubur dari panggul ke atas.
Para peneliti juga menemukan bukti yang menunjukkan beberapa warga dari daerah penghasil garam adalah orang kaya.
Kota terdekat Provadia tetap menjadi
pusat garam penting hingga masa kini, dengan banyak investasi asing yang
ditujukan untuk penggaliannya. (dailymail.co.uk/abc.net.au/merdeka)
*****
No comments:
Post a Comment
Seluruh artikel di blog ini adalah hasil dari copy paste dari berbagai sumber jadi mohon maaf sebelumnya kepada para original writer...