
Sosok patung Buddha tersebut sedang duduk
dengan satu kakinya terlipat, dan sedang memegang sesuatu di tangan
kirinya. Di dadanya terlihat lambang swastika Budha, simbol
keberuntungan yang sama dengan Nazi Jerman.
Patung tersebut terbuat dari jenis meteorit logam ataxite yang memiliki kandungan nikel tinggi. Meteorit ataxite terbesar yang pernah diketahui, adalah meteorit ataxite Hoba Namibia yang beratnya bisa mencapai lebih dari 60 ton.

Meteorit
jenis ataxite terbesar didunia, jenis yang sama digunakan untuk patung
Buddha ini berada di Hoba Namibia beratnya lebih dari 60 ton.
Sosok yang terpahat adalah Vaisravana,
juga dikenal sebagai Jambhala yaitu dewa yang dalam agama Buddha
dipercaya sebagai Dewa Kekayaan dan Dewa Perang, dan ia sering
digambarkan memegang lemon (simbol kekayaan) atau kantung uang di
tangannya.
“Patung ini dipahat menggunakan sebuah meteorit besi, dari fragmen meteorit Chinga
yaitu meteorit Besi-Nikel, yang menabrak daerah perbatasan antara
Mongolia dan Siberia sekitar 15.000 tahun yang lalu,” kata Elmar Buchner
dari Stuttgart University, Jerman.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Meteoritics and Planetary Science,
Buchner dan rekannya menuliskan analisis geokimia tentang “Buddha dari
Luar Angkasa” yang jika dibaca mirip sekali dengan cerita dalam film Indiana Jones.
Patung setinggi 9,5 inci atau 24 cm
tersebut, ditemukan pada tahun 1938 pada sebuah ekspedisi yang mendapat
dukungan dari Kepala SS, Heinrich Himmler, dan dipimpin oleh seorang
ahli zoologi, Ernst Schafer, dalam rangka ekspedisi menjelajahi Tibet
untuk mencari asal-usul atau akar dari bangsa Aria.
Ada spekulasi dari peneliti, apakah
karena ada lambang swastika di dada Buddha, yang mirip dengan swastika
Nazi, maka kemudian Nazi Jerman membawa patung itu ke negaranya.
Setelah tiba di Jerman, patung yang disebut juga sebagai “Iron Man” tersebut menjadi koleksi pribadi.
Peneliti Elmar Bucher dan rekan-rekannya
pertama menganalisa patung pada tahun 2007, ketika pemilik memungkinkan
mereka untuk mengambil lima sampel kecil dari patung tersebut.

Meteorit
terbesar dari jenis ataxite di Hoba Namibia ini terdiri dari bahan
Nikel, terlihat logam Nikel yang telah dipotong oleh tangan-tangan
vandalisme.
Pada tahun 2009, tim memiliki kesempatan untuk mengambil sampel yang lebih besar dari bagian dalam patung.
Sampel ini jauh lebih steril terhadap
pelapukan dan kontaminasi tangan manusia daripada sampel dari luar
patung seperti sampel awal yang diambil sebelumnya.
Tak lama setelahnya, kemudian patung
tersebut dilelang oleh pemiliknya. Bobot patung ini diketahui 23 pound
atau 10,6 kilogram. Patung ini tidak diukir menggunakan bahan yang
biasa.
Buchner dan rekannya menuliskan bahwa
seniman yang membuat patung ini menggunakan meteorit yang sangat keras,
dan mungkin telah mengetahui bahwa material ini adalah material khusus.
“Jatuhnya meteorit telah ditafsirkan sebagai pesan Ilahi oleh beraneka ragam budaya sejak zaman prasejarah” tulis mereka.
Menurut Buchner, patung tersebut kemungkinan diukir sekitar 1.000 tahun yang lalu oleh budaya Bon
(Buddha Tibet), yakni budaya pra-Buddha pada abad ke-11. Meski
demikian, hingga saat ini belum diketahui secara pasti asal dan usia
patung yang tepat.
“Memang banyak kebudayaan kuno
menggunakan besi meteorit untuk membuat belati bahkan perhiasan, dan
bahan meteorit adalah bahan yang umum digunakan di antara
kebudayaan-kebudayaan kuno. Tapi jika itu sebuah patung Buddha,
sangatlah unik”, jelas Buchner.
“Sementara puing-puing pertama secara
resmi ditemukan pada tahun 1913 oleh seorang prospektor emas, kami
percaya bahwa ini merupakan fragmen meteorit individu yang dikumpulkan
berabad-abad sebelumnya,” kata Buchner.
Meskipun meteorit yang lainnya dikenal untuk penyembahan dan terinspirasi dari budaya kuno, patung ini cukup unik.
“Ini adalah satu-satunya patung yang
dibuat berdasarkan sebuah ilustrasi dari figur manusia yang dipahat pada
meteorit, yang berarti kita tidak memiliki apa pun untuk
membandingkannya ketika kita kaji nilainya,” kata Buchner.
“Berdasarkan sejarahnya saja, patung ini
bisa dihargai senilai 20.000 dollar AS. Namun jika estimasi kami benar
bahwa usianya hampir seribu tahun, dan jelas memang telah terbukti
terbuat dari meteorit, maka harga patung itu bisa lebih berharga lagi,”
katanya. (Discovery/Kompas/Sott.net)

No comments:
Post a Comment
Seluruh artikel di blog ini adalah hasil dari copy paste dari berbagai sumber jadi mohon maaf sebelumnya kepada para original writer...