Di tengah krisis kebanggaan bangsa Indonesia seperti sekarang ini saya menjadi teringat pada guru menggambar kala di SD dulu.
Adalah Pak Idris seorang guru kelas yang terpaksa harus mengajar menggambar karena tidak adanya tenaga yang lain. Beliau menyadari kalau tidak bagus bagus amat dalam menggambar, akan tetapi beliau pintar membangkitkan semangat anak didiknya untuk berkarya di bidang seni.
Salah satu upaya membangkitkan semangat tersebut adalah dengan menceritakan karya dan kisah-kisah pelukis Indonesia yang kesohor. Satu cerita yang tidak pernah saya lupa, yaitu kisah tentang lukisan Raden Saleh yang sempat menipu teman-teman Belanda-nya. Kisah yang pernah dimuat di Intisari dan sekarang juga ditulis di Wikipedia Indonesia, bertutur demikian.
Raden Saleh Sjarif Bestaman pernah hidup tahun 1807-1880, kelahiran Terbaya, Semarang, berbakat melukis sejak kecil sehingga dia mendapat bea siswa untuk belajar melukis ke Belanda. Semasa belajar di Belanda keterampilannya berkembang pesat. Wajar ia dianggap saingan berat sesama pelukis muda Belanda yang sedang belajar. Para pelukis muda itu mulai melukis bunga. Lukisan bunga yang sangat mirip aslinya itu pun diperlihatkan ke Raden Saleh. Terbukti, beberapa kumbang serta kupu-kupu terkecoh untuk hinggap di atasnya. Seketika keluar berbagai kalimat ejekan dan cemooh. Merasa panas dan terhina, diam-diam Raden Saleh menyingkir.
Ketidakmunculannya selama berhari-hari membuat teman-temannya cemas. Muncul praduga, pelukis Indonesia itu berbuat nekad karena putus asa. Segera mereka ke rumahnya dan pintu rumahnya terkunci dari dalam. Pintu pun dibuka paksa dengan didobrak. Tiba-tiba mereka saling menjerit, mendapati "mayat Raden Saleh" terkapar di lantai berlumuran darah. Dalam suasana panik Raden Saleh muncul dari balik pintu lain. "Lukisan kalian hanya mampu mengelabui kumbang dan kupu-kupu, tetapi gambar saya mampu menipu manusia", ujarnya tersenyum. Para pelukis muda Belanda itu pun ngeloyor pergi, menanggung malu.
Terlepas kisah itu benar atau tidak dan perdebatan berkepanjangan tentang visi kebangsaan Raden Saleh tetapi berkat Raden Saleh, Indonesia boleh berbangga melihat karya anak bangsa menerobos museum akbar seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan dipamerkan di museum bergengsi Louvre, Paris, Prancis.
Adalah Pak Idris seorang guru kelas yang terpaksa harus mengajar menggambar karena tidak adanya tenaga yang lain. Beliau menyadari kalau tidak bagus bagus amat dalam menggambar, akan tetapi beliau pintar membangkitkan semangat anak didiknya untuk berkarya di bidang seni.
Salah satu upaya membangkitkan semangat tersebut adalah dengan menceritakan karya dan kisah-kisah pelukis Indonesia yang kesohor. Satu cerita yang tidak pernah saya lupa, yaitu kisah tentang lukisan Raden Saleh yang sempat menipu teman-teman Belanda-nya. Kisah yang pernah dimuat di Intisari dan sekarang juga ditulis di Wikipedia Indonesia, bertutur demikian.
Raden Saleh Sjarif Bestaman pernah hidup tahun 1807-1880, kelahiran Terbaya, Semarang, berbakat melukis sejak kecil sehingga dia mendapat bea siswa untuk belajar melukis ke Belanda. Semasa belajar di Belanda keterampilannya berkembang pesat. Wajar ia dianggap saingan berat sesama pelukis muda Belanda yang sedang belajar. Para pelukis muda itu mulai melukis bunga. Lukisan bunga yang sangat mirip aslinya itu pun diperlihatkan ke Raden Saleh. Terbukti, beberapa kumbang serta kupu-kupu terkecoh untuk hinggap di atasnya. Seketika keluar berbagai kalimat ejekan dan cemooh. Merasa panas dan terhina, diam-diam Raden Saleh menyingkir.
Ketidakmunculannya selama berhari-hari membuat teman-temannya cemas. Muncul praduga, pelukis Indonesia itu berbuat nekad karena putus asa. Segera mereka ke rumahnya dan pintu rumahnya terkunci dari dalam. Pintu pun dibuka paksa dengan didobrak. Tiba-tiba mereka saling menjerit, mendapati "mayat Raden Saleh" terkapar di lantai berlumuran darah. Dalam suasana panik Raden Saleh muncul dari balik pintu lain. "Lukisan kalian hanya mampu mengelabui kumbang dan kupu-kupu, tetapi gambar saya mampu menipu manusia", ujarnya tersenyum. Para pelukis muda Belanda itu pun ngeloyor pergi, menanggung malu.
Terlepas kisah itu benar atau tidak dan perdebatan berkepanjangan tentang visi kebangsaan Raden Saleh tetapi berkat Raden Saleh, Indonesia boleh berbangga melihat karya anak bangsa menerobos museum akbar seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan dipamerkan di museum bergengsi Louvre, Paris, Prancis.
No comments:
Post a Comment
Seluruh artikel di blog ini adalah hasil dari copy paste dari berbagai sumber jadi mohon maaf sebelumnya kepada para original writer...